Page 177 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 177

156  —  ORIENTALISME DIGUNAKAN


          ‘Attas muda (w. 1928), yang kali pertama dijumpainya di Jeddah bersama
          Mujtaba dari Batavia dan Arsyad dari Banten.  Para ulama Jawi, seperti yang
                                                37
          diamati dan dipelajari Snouck dari catatan-catatan tambahan yang disediakan
          Aboe Bakar, meliputi banyak orang Banten seperti Arsyad serta para guru
          dari bagian-bagian lain Nusantara. Mulai dari para eksponen yurisprudensi,
          seperti Junayd, Nawawi, dan Zayn al-Din hingga para guru tarekat seperti
          ‘Abd  al-Syakur,  Muhammad  dari  Garut,  dan  Ahmad  dari  Lampung.  Jelas
          Snouck lebih menyukai kelompok yang pertama. Para anggotanya bahkan
          sesekali mengunjunginya. Mereka lebih menyukai otoritas para guru tarekat
          Arab  yang  sadar  seperti  al-Zawawi  ketimbang  mendiang  Ahmad  Khatib
          Sambas dan Isma‘il al-Minankabawi.
              Pembedaan antara para ahli hukum dan mistikus ini tumpang tindih.
          Terdapat  banyak  Suf   terkemuka,  seperti  pencetak  Mekah  yang  dihormati
          Ahmad  al-Fatani,  yang  memperhatikan  baik  kebutuhan  yuridis  rekan-
          rekannya sesama Jawi maupun dunia gaib. Namun, al-Fatani, orang Melayu
          dari  negeri  di  luar  jangkauan  Belanda  yang  terlibat  dalam  penerimaan
          modern, tidak terlalu pas dengan narasi Mekah Snouck. Dia lebih bergairah
          pada  gema  zaman  kuno.  Dia  pastinya  memberi  perhatian  pada  watak
          kontemporer  diskusi  politik  yang  melibatkannya  dan  mencatat  bahwa
          kalangan elite menyetel jam saku mereka dengan waktu pembunyian senapan
          serta mengungkapkan kebanggaan terhadap percetakan baru kota tersebut.
          Namun, bukti mengenai berbagai upaya modern dikecilkan dalam laporan
          yang lebih belakangan mengenai pengalaman-pengalamannya. Kadang hal ini
          merupakan kebetulan.
              Snouck  belakangan  mengingat  bahwa  dia  menyuruh  seorang  juru
          tulis profesional untuk menyalin sejarah karya Dahlan Khulasat al-kalam f 
          bayan umara’ al-balad al-haram (Ringkasan Perkataan mengenai para Penguasa
          Tanah Suci), yang sangat penting untuk sejarah kota ini—dan surat-suratnya
          menunjukkan betapa bersemangat dia menanti kiriman bagian-bagian dari
          manuskrip itu. Baru pada 1889, dan ketika dalam perjalanan menuju Hindia,
          Snouck  mengetahui  bahwa  buku  tersebut  sudah  dicetak  dan  tersedia  di
          Kairo. 38
              Andai saja Snouck tinggal lebih lama di Hijaz (sebenarnya pada satu
          waktu  dia  berharap  ditunjuk  sebagai  Konsul  Jeddah),  mungkin  dia  akan
          melihat karya tersebut dicetak di sana. Namun, itu tidak terjadi. Ketertarikan
          yang  konon  tertuju  pada  zaman  kuno  berpadu  dengan  berbagai  tindakan
          membahayakan Konsul Prancis, membuat Snouck diusir dari Mekah begitu
          otoritas Utsmani di Istanbul mengetahui ada pedagang Barat yang diduga
          berpura-pura menjadi muslim berkeliaran di Hijaz.
   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182