Page 181 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 181

160  —  ORIENTALISME DIGUNAKAN


          disarankan  oleh  beberapa  orang  (Keijzer,  Dozy,  dan  Poensen).  Sebaliknya,
          apa yang diupayakan kaum Wahhabi adalah “pemurnian kembali” Islam, dan
          dengan demikian pemalsuan sejarah. Mengikuti jejak Kuenen, Snouck bahkan
          memandang Wahhabisme sebagai Islam yang “tidak lengkap” yang dengan sia-
          sia hendak kembali ke waktu dan ruang Arab pada masa lalu yang menyangkal
          setiap klaim Islam sebagai sebuah Agama Dunia atau Agama Universal.
              Bisa jadi Snouck terpengaruh pandangan-pandangan yang diterbitkan
          Ahmad Dahlan mengenai persoalan ini walaupun agak diimbangi pandangan
          pragmatis al-Madani bahwa orang-orang Madinah dan Dir‘iyya telah bergerak
          melampaui berbagai perbedaan sektarian mereka. Sebaliknya, para pembaharu
          potensial yang dikagumi Blunt dan van Bemmelen tampaknya berasal dari
          kelompok jangak yang kemungkinan kecil dihormati sesama muslim. Tetap
          saja  ibadah  haji  menjadi  sumber  bagi  “keyakinan  zaman  pertengahan”.
                                                                         47
          Dalam hal tersebut, Snouck menilai van Bemmelen benar yang menegaskan
          bahwa Persoalan Timur sangatlah penting bagi Barat. Bagi Belanda, masalah
          itu harus menjadi satu-satunya persoalan, dan sudah saatnya para petugas yang
          berpengetahuan lebih baik dikirim ke Hindia.
              Bukan  berarti  Snouck  mengutuk  semua  orang  yang  berani  menulis
          tentang  Islam.  Dia  sedikit  menghargai  berbagai  intervensi  yang  dilakukan
          Poensen, walaupun juga mengecam gaya tulisnya. Poensen berhasil memerinci
          berbagai  ritual  orang-orang  yang  benar-benar  dia  ketahui  menempatkan
          Islam di pusat kehidupan mereka. Yang tidak bisa dimaafkan Snouck adalah
          kebanyakan  laporan  Poensen  diambil  dari  karya-karya  Eropa—termasuk
          karya van den Berg dan Keijzer—dan Poensen tetap berpegang pada pendapat
          bahwa orang-orang Jawa kurang layak dianggap muslim ketimbang orang-
          orang  Belanda  dianggap  Kristen.  Bagaimanapun,  Poensen  lebih  banyak
          melayani publik, baik di Belanda maupun di Hindia, dibandingkan begitu
          banyak  penulis  murahan  dengan  segala  yang  mereka  sebut  “pengalaman
          praktis”. 48


          MEMBENTUK FRONT BERSAMA UNTUK HINDIA
          Snouck memanfaatkan para misionaris Jawa untuk menghilangkan pengaruh
          buruk para ahli hukum Delft dan Batavia. Dia punya pengalaman lapangan dan
          nama yang cukup masyhur. Di hadapannya ada jalan lain menuju pengaruh
          dan kekuasaan pada masa depan. Dia membentuk persekutuan dengan Sayyid
          ‘Utsman. Ketika Snouck mulai berkorespondensi dengan sang pencetak Arab
          ini  pada  Oktober  1886,  kecendekiawanan  dan  ketekunan  ‘Utsman  sudah
          menarik  perhatian  rekan-rekan  sejawatnya,  melalui  hubungannya  dengan
          Holle dan van den Berg serta atlas Hadramaut karyanya yang dicetak ulang
          oleh f rma E.J. Brill pada tahun itu. Snouck juga sudah mendengar perihal
   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186