Page 180 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 180

RENUNGAN-RENUNGAN DARI JAUH ...  —  159


               mendesak terhadap seorang Orientalis terdidik yang digaji negara yang dapat
               mengantisipasi  ancaman  terbesar  terhadap  keamanan  kekuasaan  Belanda:
               yakni  Suf sme  tarekat  yang  sulit  dikendalikan.  Dia  sengaja  menunjukkan
               bahwa  merupakan  sebuah  kekeliruan,  seperti  yang  dilakukan  kebanyakan
               orang, menyamakan mistisisme muslim hanya dengan bentuk Suf sme yang
               ini, sebuah bentuk yang menurut dugannya merupakan cara elitis yang lahir
               dari perjumpaan dengan dunia Indo-Persia.
                    Dengan  struktur  dan  metodenya  yang  longgar,  yang  sebagian  besar
               berasal dari intuisi dan ilham, tarekat terbukti merupakan rute pelarian bagi
               para  individu  yang  ingin  mengatasi  tuntutan  agama  sehari-hari.  Namun,
               ketika berkembang, sistem pengajaran ini membuka pintu menuju berbagai
               penyimpangan  teosof s  dari  keimanan  “sejati”  dan  mendorong  segala
               macam  takhayul  serta  penyimpangan  seolah-olah  berdasarkan  kitab  suci.
               Ketika banyak praktik semacam ini menjadi lazim di luar India dan Persia,
               “kompromi”  menjadi  satu-satunya  jalan  yang  tersedia  menuju  apa  yang
                                                44
               disebut Snouck “Katolikisme Muslim”.
                    Snouck bahkan mengklaim—seperti halnya Dozy—bahwa umat Muslim
               telah  melupakan  bahwa  penghormatan  kepada  para  wali  adalah  sebuah
               konsesi.   Lambat  laun  kebutuhan  untuk  menguasai  literatur  keislaman
                      45
               menjadi sebuah teka-teki yang dikhususkan untuk para ahli hukum, sementara
               Suf sme ditinggalkan di tangan orang-orang suci yang harus menemukan cara
               untuk membedakan diri mereka dari golongan para peniru dan penyaru yang
               semakin banyak. Untunglah al-Ghazali yang agung menyediakan jalan keluar
               berupa Ihya’ ‘ulum al-din-nya, sebuah karya yang menyatukan semua bidang
               pengetahuan  dan  “menghidupkan  semua  ilmu  pengetahuan  yang  suci”,
               dengan memberikan “kedudukan istimewa pada pendidikan yang baik”.

                    Apakah  dia  bergabung  dalam  sebuah  persaudaraan  mistis  yang  diakui  atau
                    tidak, setiap orang beriman ... setelah mempelajari berbagai kewajiban agama,
                    akan berlanjut mempelajari mistisisme. Ini selalu diajarkan dengan semangat
                    dan sebagian besar dengan kata-kata Ghazali. Ini ... bahkan populer di Hindia
                    Timur. Banyak murid Melayu dan Jawa menggunakan tiga buku yang dijilid
                    menjadi  satu  sebagai  panduan  mereka.  Pelajaran  pertama  berkaitan  dengan
                    f qh  (pelajaran  mengenai  berbagai  kewajiban),  yang  kedua  dengan  tawhied
                    atau oeçoel (pelajaran mengenai keyakinan), dan yang ketiga dengan tasawwoef
                    (mistisisme). 46

                    Dengan  demikian,  bangunan  tritunggal  Islam  yang  megah  itu
               disempurnakan dengan teks puncak karya al-Ghazali yang melengkapi batu
               puncak berupa kehidupan Muhammad. Namun, masih ada yang akan datang.
               Snouck  mendesak  para  pembaca  agar  waspada  terhadap  kaum  Wahhabi
               karena pergerakan mereka bukanlah gerakan “reformis”, terlepas dari apa yang
   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185