Page 178 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 178

RENUNGAN-RENUNGAN DARI JAUH ...  —  157

               PERSOALAN REFORMASI ISLAM

               Sepulang  dari  Arabia,  Snouck  kembali  ke  pekerjaannya  dalam  keadaan
               murka  karena  jati  dirinya  diungkap  oleh  Konsul  Prancis,  yang  terus
               diserangnya.  Konsul  Prancis  berhasil  memegang  kendali  dan  mengancam
               akan mengungkapkan keislaman Snouck dan perkawinan rahasianya. Setelah
               akhirnya terpaksa mundur, dia terus mengirimkan berbagai laporan ke forum-
               forum ilmiah sembari merangkai bahan-bahan yang berhasil dikumpulkan
               serta  yang  masih  terus  diperolehnya  menjadi  sebuah  narasi  besar.  Narasi
               tersebut meliputi sejarah masa lalu Kota Suci, kehidupan warganya pada masa
               kontemporer, dan dampak yang mereka miliki terhadap masa depan Hindia
               Belanda.
                    Sebagian besar energi yang dikerahkan Snouck untuk karyanya masih
               ditujukan untuk mendekonstruksi apa yang diketahui mengenai Islam. Dia
               mengecam  siapa  pun  yang  percaya  bahwa  mereka  sepenuhnya  memahami
               ancaman  yang  ditimbulkan  oleh  berlanjutnya  perjalanan  ke  Arabia  oleh
               begitu banyak orang Jawa: karena secara terbuka dia mengklaim masih benar-
               benar  melihat  adanya  sebuah  ancaman  potensial.   Dengan  menunjukkan
                                                           39
               hal  ini,  dia  mempertaruhkan  klaimnya  atas  sebuah  posisi  berpengaruh
               dalam masyarakat Hindia. Tentu saja masyarakat tersebut sudah punya para
               pakarnya, dan mereka merasa semakin terancam karena Snouck akan segera
               mengarahkan  caci  maki  penuh  kemarahan  kepada  siapa  pun  yang  berani
               membela van den Berg. 40
                    Pada  Mei  1886,  misalnya,  dia  menggunakan  sebuah  artikel  untuk
               menyasar apa yang dilihatnya terutama sebagai sebuah korps pengacara dan
               orang-orang tak berguna yang elitis dan tolol yang bekerja di Hindia. Salah
               seorangnya adalah anggota Mahkamah Agung Hindia yang bergelar kesatria,
               M.C.  Piepers  (1835–1919),  yang  menyebut  Snouck  pembuat  onar  yang
               berjingkrak-jingkrak bersama “para monyet dan gelandangan”. Meski tidak
               menanggapi tuduhan bersahabat dengan orang-orang jangak, Snouck dengan
               bernafsu menyangkal cacian apa pun yang ditujukan pada pengetahuannya di
               bidang ini atau pada kepantasannya untuk membuat pernyataan publik. Secara
               sambil lalu dia juga mengambil kesempatan untuk sekali lagi menghajar van
               den Berg sebagai “pejabat yang konon ilmiah” yang “masih tidak mengetahui
               hal-hal yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaannya”. 41
                    Snouck secara lepas mengakui bahwa yang dia pelajari adalah teologi,
               bukan hukum. Dia bertanya-tanya mengenai pemilahan disiplin ilmu dalam
               akademi yang diyakininya telah membuat Belanda merosot dalam praktik.
               Koran-koran  di  metropolis  dan  koloni  sama-sama  menjadi  pembawa
               pesannya pada Januari 1886 ketika dia menggunakan ulasan atas dua karya
               yurisprudensi  seorang  cendekiawan  Jerman  untuk  menyerukan  adanya
               pergeseran dalam universitas-universitas dari kajian teori hukum menuju apa
   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183