Page 279 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 279

258  —  MASA LALU SUFI, MASA DEPAN MODERN


              Tradisi  keluarga  dan  tanah  airnya,  dan  barangkali  bahkan  kecenderungan
              pribadinya, memberikan dorongan yang mudah. Aspek historis Islam memang
              paling sulit ditangani para murid dari lingkungan muslim. Ia mengharuskan
              seseorang  untuk  bertindak  dengan  kebijaksanaan  yang  ekstrem  untuk
              menyampaikan apa yang perlu tanpa menimbulkan penistaan atau penghinaan.
              Kadang  penyampaian  hasil  yang  dikehendaki  oleh  para  cendekiawan  bisa
              secara  objektif  dipisahkan  tanpa  menyiratkan  bahwa  sang  pembicara  yang
              mengungkapkannya  bersepakat  dengan  hal  tersebut.  Apa  pun  yang  terlihat
              seperti celaan bisa dihilangkan. Pada tahun-tahun belakangan khalayak saya
              juga terdiri atas sebagian kaum muda dari keluarga Mohammedan; tetapi saya
              tidak  pernah  menyadari  apakah  satu  atau  lain  hal  merupakan  penghinaan
              karena saya selalu sangat waspada agar tidak mengadopsi nada yang ironis atau
              meremehkan. 53

              Balasan Snouck tampaknya hanya mendorong Pijper untuk menuturkan
          anekdot  tak  masuk  akal  yang  lain,  mengisahkan  betapa,  terlepas  dari
          pendidikan Barat-nya, Hoesein sepakat dengan beberapa pernyataan Agoes
          Salim mengenai kesempurnaan inheren hukum Islam dalam hubungannya
          dengan perempuan. 54
              Akan  tetapi,  jika  Pijper  mengkhawatirkan  apa  yang  akan  dipikirkan
          orang-orang Muslim mengenai kuliah-kuliahnya, dan mengenai kesarjanaan
          Belanda  secara  umum,  pada  akhirnya  dia  akan  lebih  khawatir  mengenai
          apa  yang  dipikirkan  atasannya  tentang  kantornya.  Di  lapangan  dia  segera
          mengetahui bahwa Kantor Urusan Pribumi dipandang rendah oleh Pamong
          Praja. Pijper juga tidak terkesan oleh keengganan pemerintah untuk terlibat
          dalam persoalan-persoalan klerikal, yang berarti bahwa negara hanya sedikit,
          atau  sama  sekali  tidak,  membutuhkan  solusi  yang  diusulkan  oleh  para
          koleganya.   Dalam  hitungan  bulan  antusiasme  Pijper  berganti  perasaan
                  55
          semakin terkurung dalam sebuah biro yang dia rasa memberinya terlalu sedikit
          ruang bagi keterlibatan dengan orang-orang Hindia. Dia bahkan meminta
          cuti setahun di Banten untuk mempelajari kondisi lokal agar lebih mampu
          merancang peraturan mengenai berbagai hal yang sulit dipahami olehnya. 56
              Tanggapan Snouck pertama-tama berkenaan dengan urusan dinas karena
          para ahli hukum yang kerap diajaknya berdiskusi mengenai masalah-masalah
          hukum  Islam  semuanya  berpandangan  bahwa  prinsip  non-interferensi  di
          pihak negara hanyalah sebuah slogan. Dalam praktiknya, negara berkewajiban
          menjadi pemimpin karena negara adalah satu-satunya lembaga yang mampu
          mendukung pernyataan keagamaan. Snouck merasa bahwa seruan kalangan
          pribumi kepada pemerintah agar tidak turut campur dalam urusan-urusan
                                         57
          agama merupakan sebuah kekeliruan.  Sedangkan mengenai harapan rahasia
          Pijper  untuk  mendapatkan  cuti  belajar,  setelah  meratapi  kenyataan  bahwa
          satu-satunya waktu luang yang pernah dia nikmati adalah dalam perjalanan
   274   275   276   277   278   279   280   281   282   283   284