Page 57 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 57

36  —  INSPIRASI, INGATAN, REFORMASI


          prajurit elite Mangkunegara I (1726–96)—salah satu surat al-Falimbani dari
          Mekah,  bersama  sebuah  panji,  dikirimkan  kepadanya  pada  1772—tetapi
          seorang  saksi  mata  dari  1780-an  hanya  melaporkan  kerapnya  pelaksanaan
          dzikr tanpa menghubungkan penyebutan tarekat tertentu dengannya.
                                                                    26
              Sebaliknya,  dengan  keyakinan  yang  lebih  besar  kita  bisa  menunjuk
          bahwa  mengerasnya  sikap  penentangan  terhadap  tradisi  Madinah  di  Jawa
          Barat  karena  perpustakaan  Kerajaan  Banten—tempat  Sammaniyyah
          menemukan dukungan tarekat Rifa‘iyyah—memuat karya-karya berbahasa
          Arab yang sangat mirip seperti yang ditemukan di Palembang. Sebagian besar
          kitab-kitab ini bisa dikaitkan dengan para cendekiawan Mesir ataupun para
          pengarang  yang  dipengaruhi  oleh  kecendekiawanan  Mesir.  Secara  khusus,
          terdapat  beberapa  salinan  Yawaqit  wa-l-jawahir  (Yakut  dan  Permata)  dan
          Mizan  (Neraca)  karya  al-Sya‘rani.  Pertama,  teks  eskatologis  dan  memuat
          gambaran Hari Kiamat. Kedua, traktat yang terdiri atas ajaran-ajaran keempat
          imam, dengan mengikuti Khidr, yang pendapatnya diklaim oleh al-Sya‘rani
          telah dimintanya melalui saudara mistisnya. 27
              Kita harus ingat bahwa orang Mesir yang menentang tradisi Madinah
          bukanlah penentang praktik-praktik tarekat ataupun komunikasi mistis secara
          keseluruhan. Al-Suyuti terkenal sangat menentang kecendekiawanan “Persia”
          dan  al-Sya‘rani  kritis  terhadap  kaum  Khalwati  serta  Naqsyabandi  Mesir
          yang kebanyakan adalah orang Turki dan Persia. Padahal keduanya adalah
          Suf .  Hal ini juga tidak berarti bahwa semua karya yang populer pada masa
             28
          sebelumnya dilarang. Kitab-kitab pengantar Muhammad b. Yusuf al-Sanusi,
          “sang  kebanggaan  kaum  muhaqqiqin”,  tetap  digunakan.  Demikian  pula
          arsip-arsip Banten yang meliputi sejumlah salinan Dala’il al-khayrat (Petunjuk
          Menuju  Kebaikan),  yaitu  buku  panduan  doa  yang  disusun  untuk  memuji
          Nabi oleh rekan al-Sanusi sesama orang Magribi, Muhammad b. Sulayman al-
          Jazuli (w. 1465). Salinan naskah ini bisa ditemukan di seluruh kawasan Islam,
          berbentuk lembaran-lembaran penuh hiasan yang secara jelas memberikan
          gambaran pusara dan mimbar Nabi, meski tampaknya suasana reformis pada
          akhir  abad  kedelapan  belas  membuatnya  diganti  dengan  gambaran  yang
          kurang terperinci terhadap tempat-tempat suci di Mekah dan Madinah. 29
              Seperti yang akan kita lihat, gambaran tersebut dipilih untuk dikenang
          dan disalin oleh kaum jihadi di Pegunungan Padang pada abad kesembilan
          belas. Alih-alih melanjutkan pembahasan panjang lebar untuk merekonstruksi
          berbagai koleksi yang dikumpulkan pusat-pusat lainnya, seperti Brunei (yang
          mengembangkan minat terhadap Al-Quran Dagistan yang dihiasi gambar-
          gambar), kita sekarang harus kembali ke kurikulum pondok-pondok pada
          abad  kesembilan  belas,  yang  pada  masa  ini  pastinya  sudah  ada  di  seluruh
          Nusantara,  dan  membicarakan  betapa  beberapa  murid  menapaki  jalur
          pembelajaran muslim.
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62