Page 35 - EBOOK_Renasans Jogja
P. 35
35
Peristiwa itu berlangsung alami, tanpa soal itu. Ia merasa masakan Endang lelakinya itu tak digubris dengan alasan
beban, dan seakan tak melahirkan tidak sedap lagi seperti ketika dimasak hemat waktu dan tenaga. Namanya
persoalan baru. Saat bulan Ramadan menggunakan tungku. Simbah juga orang yang hidup di era modern.
tiba misalnya, dulu dapur menjadi berpendapat, bahan-bahan alam lebih
tempat yang amat sangat hangat untuk membuat masakan yang biasa-biasa Seiring dengan kehamilan Endang,
bercengkrama daripada bulan-bulan saja jadi terasa nikmat dan sehat. Dul Lantip pun mulai membangun
biasanya, namun, kini suasana sudah Cobek dari batu atau tanah, wajan dari rumah gedhong di sebelah selatan
berbeda. Bahkan sejumlah perkakas tanah atau baja, kendil dari tanah atau rumah kampung yang ditinggalinya
dapur kini sudah berganti dengan tembaga, juga air putih yang tersimpan kini. Pondasi rumah itu sudah lama
benda-benda elektronik. Endang mulai dalam kendhi lebih menyehatkan. Dan disiapkan. Namun untuk membangun
membiarkan ketelnya tertelungkup di tampaknya memang benar pendapat dinding-dinding batu bata baru bisa
lemari dengan sawang sarang laba-laba Mbah Martono Kakung itu. Kalau disiapkan saat itu. Rumah gedhong
di mulutnya. Ia kini masak dengan dipikir-pikir masakan yang dimasak itu diperkirakan sudah bisa ditinggali
ricecooker. Untuk nyambel ia memilih dengan listrik itu kan mengandung saat istrinya melahirkan nanti, atau
menggunakan blander daripada cobek. radiasi. Makanan yang dulu masak oleh saat Plenthit disunat. Tentu saja
Tungku dengan bahan bakar kayu api kini oleh listrik. Tentu saja rasanya rumah yang dibangun itu dengan
hanya sesekali digunakan. Endang berbeda dan lebih mengkhawatirkan model paling terbaru. Masyarakat desa
lebih sering menggunakan kompor gas. lagi adalah hubungannya dengan memang selalu ingin menciptakan
Bahkan air putih yang dulu dituang kesehatan. Tapi mau bagaimana lagi, kota di rumahnya. Model rumah yang
dari kendhi kini telah berganti dengan Mbah Martono Kakung suka tidak diimpikannya sama seperti dengan
galon yang tertancap pada dispenser. suka harus makan masakah Endang. rumah-rumah yang dilihatnya di
Mbah Martono Kakung selalu protes Protesnya kepada Dul Lantip, anak televisi. Rumah dengan dapur yang
Edisi 4/2017 | matajendela