Page 108 - Layla Majnun
P. 108
“Sudah terlalu lama kau memberontak. Cukup sudah semuanya!
Kau harus menerima segala sesuatunya sebagaimana mestinya: dunia
takkan berubah karena keinginanmu, terutama jika kau memalingkan
dirimu darinya. Untuk apa kau hidup di alam liar ini bersama dengan hewan-
hewan buas? Untuk apa kau bersembunyi di gua kotor ini? Kau bagaikan
iblis penyair yang memakan kesedihannya sendiri.
“Cobalah untuk mengalihkan perhatianmu dari semua ini; coba
pikirkan hal lain, sesuatu yang sepele dan tak berisiko apapun. Tertawalah,
bersenda guraulah, dan berbahagialah. Ya, memang awalnya terasa palsu
tapi tak butuh waktu lama dan tawa itu akan menjadi nyata! Berlakulah
sesuka hatimu, biarkan hatimu menikmati kenikmatan dunia.
“Dan mengapa tidak? Begitulah kehidupan. Kehidupan menghem-
buskan napas panas dan dingin dan kau harus belajar untuk menerimanya.
Entah janji-janji kehidupan itu nyata atau tidak, tapi kau harus belajar untuk
bisa menikmati setiap momennya begitu ia datang. Kau harus meraih
hari ini, karena kau tak dapat mempercayai esok hari. Nikmati apa yang
kau miliki hari ini! Nikmatilah hasil dari benih yang telah kau sebarkan!
Karena hari ini adalah harimu, esok hari adalah milik kematian, dan hanya
milik kematian semata.
“Tak ada yang lebih berarti daripada apa yang telah kau raih
selama ini: seorang wanita hanya dapat mengenakan pakaian yang dimiliki-
nya; seorang pria hanya dapat memanen hasil dari benih yang telah ia ta-
nam. Jika kau berharap untuk meraih kebaikan dalam hidupmu, kau harus
memulainya dari hari ini.
“Kau harus memperlakukan hidup seolah hari ini adalah hari per-
tamamu sekaligus hari terakhirmu. Berlakulah seolah kematian sedang
mengetuk pintumu saat ini; dan jika memang kematian itu tiba, kau tak-
kan merasa takut lagi. Karena hanya mereka-mereka yang telah ‘mati’
sebelum mereka benar-benar matilah yang berharap dapat melarikan
diri dari kematian.”
Pria tua itu menghapus airmata yang menetes di pipi putranya
dan melanjutkan, “Segala kesedihan pasti akan hilang pada akhirnya;
akhirilah kesedihanmu sekarang juga. Ikutlah pulang denganku. Apakah