Page 164 - Layla Majnun
P. 164
29
Rembulan Enggan Bersinar
Seolah-olah sumber mata air kehidupan sedang memikatnya dari
kejauhan; seolah angin menghembuskan aroma wangi kekasihnya di
bawah hidungnya untuk memacunya agar bergerak lebih cepat lagi;
seolah ia sekarat karena dahaga sementara sungai Tigris tampak
berkilauan dari kejauhan, terlalu jauh untuk dapat diraihnya.
Majnun bertanya-tanya apakah takdir akan berbaik hati kepada
dirinya dan Layla, hanya untuk kali ini saja…..
urat Majnun tidak mengurangi penderitaan hati Layla; yang terjadi
S ru kesedihannya bertambah dan penderitaannya semakin panjang.
just
Majnun tidak menginginkan hal ini; satu-satunya keinginannya adalah
menyiksa dirinya sendiri dengan ratapan menyedihkan dan cemooh menya-
kitkan. Jauh di dalam hatinya, ia menyadari kebenaran tersebut, dan di
akhir suratnya ia mengakui hal tersebut. Ia meminta agar Layla sudi memaaf-
kannya, mengatakan bahwa walaupun ia telah mencurigai Layla, jauh
di dalam hatinya ia menyadari bahwa tak ada seorang pun yang dapat
menaklukkan bentengnya……..
Layla mengerti betul apa yang ada dalam benak kekasihnya. Ia
tidak merasa sakit dengan kecurigaan tersebut; ia justru merasa sakit