Page 25 - Layla Majnun
P. 25

akal sehatnya dan menyerahkan hati, jiwa, serta pikirannya untuk gadis
              ini. Ia bisa kembali seperti sediakala hanya jika ia bisa mendapatkan hati
              gadis itu. Hanya jika ia bisa memenangkan hasrat hatinya, maka Majnun
              dapat kembali menjadi Qays. Situasi ini sangat menyakitkan, namun tidak-
              lah terlalu sulit untuk dipahami. Akal sehat bocah itu sedang kacau. Baginya,
              Layla adalah cahaya yang menyinari dunianya; karena cahaya itu disem-
              bunyikan dari pandangannya, maka ia merasa hidup dalam kegelapan,
              ibarat seseorang yang buta. Menurutku, kita harus menemukan caha-
              ya ini, permata yang bersinar terang ini dan menyerahkannya kepada
              putraku. Mawar itu baru akan mekar hanya jika kita membersihkan debu
              dari kelopaknya.”
                     Kemudian pria tua itu meminta pendapat para tetua suku. Aneh-
              nya, mereka semua sepakat: seorang utusan akan segera dikirim menuju
              suku Layla dengan tujuan untuk memenangkan hati Layla untuk Majnun,
              dan dengan demikian akan mengakhiri penderitaan bocah itu. Tak lama
              kemudian, sejumlah tetua suku yang dipimpin oleh Sayyid melakukan per-
              jalanan.
                     Tak pernah ada sejarah perseteruan di antara kedua suku ini,
              karena itulah Sayyid merasa yakin bahwa hasil dari perundingan ini akan
              menguntungkan putranya. Dan begitulah, ia beserta para tetua sukunya
              diterima dengan ramah tamah oleh masyarakat suku Layla, yang mem-
              perlakukan para tamu mereka dengan baik. Sang tuan rumah kemudian
              bertanya kepada Sayyid tentang maksud kedatangannya. Apakah ia mem-
              butuhkan suatu pertolongan? Apakah ia membutuhkan bantuan suku
              mereka dalam suatu peperangan? Sayyid menelan ludah dan menatap
              mata ayah Layla.
                     “Tuan yang saya hormati,” kata Sayyid, “Saya datang kemari untuk
              mempererat hubungan baik yang selama ini telah terjalin antara kita.
              Saya datang untuk meminang putri Anda, atas nama putra saya, Qays.
              Semoga mereka dapat saling menerangi satu sama lain! Tak ada cinta
              yang lebih besar daripada cinta kedua anak kita, dan saya tak melihat
              adanya halangan apapun –untuk mengantisipasi kemungkinan Anda akan
              menolak– untuk mempersatukan mereka. Saya tak merasa malu untuk
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30