Page 34 - Layla Majnun
P. 34
6
Berobat ke Rumah Suci
Mereka tak mengetahui seberapa besar sesungguhnya cintanya untuk
Layla: mereka-mereka yang tak pernah merasakan rasa sakit seperti
ini takkan dapat memahaminya, apalagi menasihatinya. Ucapan-
ucapan mereka tidak memadamkan api cinta Majnun namun justru
semakin memperbesar nyala api itu, dan ketika mereka telah selesai
menasihatinya, lautan api itu menyala jauh lebih besar dari
sebelumnya.
asrat Majnun tumbuh berkembang seiring dengan berlalunya hari,
H dengan berkembangnya hasrat itu, reputasinya di antara ke-
dan
luarga dan teman-temannya pun merosot.
Namun kerabat dekatnya dan terutama ayahnya tercinta, Sayyid,
tidak merasa putus asa. Mereka menyadari bahwa saat-saat tergelap
biasanya muncul sesaat sebelum matahari terbit, dan dengan cinta kasih
dan kesabaran mereka yakin akan dapat menyembuhkan bocah lelaki
tersebut. Sekali lagi, Sayyid mengadakan pertemuan dengan para tetua
suku untuk membicarakan permasalahan putranya. Setelah berdebat,
akhirnya pikiran para tetua tertuju pada Makkah dan rumah suci Allah,
Ka’Bah. Setiap tahun, beribu-ribu orang dari jauh datang mengunjungi
tempat tersebut untuk melaksanakan ibadah haji. Mereka juga berdoa