Page 38 - Layla Majnun
P. 38
7
Mengasingkan Diri
Manusia berakal sehat mana yang memilih tempat terpencil seperti
itu sebagai tempat persembunyian? Namun kemudian ia melihat
sosok itu bergerak dan mendengarnya mengerang…
B
erita tentang ibadah Majnun ke Makkah, ketukan kerasnya di pintu
Ka’bah serta pengakuan cintanya yang berapi-api segera beredar
ke mana-mana; tak membutuhkan waktu lama, kisah tentang cinta Majnun
–dan juga kegilaannya– dibicarakan semua orang. Beberapa orang me-
nyerangnya dengan cemooh kasar, sementara beberapa lainnya justru
merasa kasihan kepadanya dan membelanya. Sebagian kecil orang mence-
ritakan hal baik tentangnya, sementara begitu banyak yang tetap meng-
ejeknya… dan menyebarkan rumor-rumor jahat.
Berita tentang Majnun sampai di telinga Layla juga, namun tak
banyak yang dapat dilakukannya untuk membela kekasihnya: ia hanya
dapat duduk dalam keheningan dan meratapi kesedihannya. Tetapi para
anggota sukunya merasa bahwa sudah tiba saatnya mereka melakukan
suatu tindakan. Jadi mereka mengirim utusan kepada Menteri Utama
Kalifah dan mengungkapkan keluhan mereka berkaitan dengan Majnun.
“Si orang bodoh ini,” kata Ketua Utusan, “Si gila, Majnun, telah
mencemarkan suku kami dengan tingkah lakunya. Siang dan malam ia