Page 37 - Layla Majnun
P. 37

tersisa dari diriku dan tawarkan kepadanya sebagai hadiah; ambil nyawaku
              dan berikan kepadanya.
                     “Ya Allah! Biarkan ia mencaci-makiku, menghukumku, menyiksaku
              – aku tak peduli. Aku bersedia mengorbankan hidupku demi kecantikan-
              nya. Tidakkah Kau lihat bagaimana aku terbakar cintanya? Meskipun aku
              tahu aku takkan pernah terbebas dari penderitaan ini, aku tak peduli.
              Karena memang begitulah seharusnya. Oleh karena itu, ya Allah, demi
              kebaikan-Mu dan juga demi cinta, biarkan cintaku tumbuh semakin kuat
              seiring dengan berlalunya waktu. Hanyalah cinta yang kupunya, dan be-
              gitulah keinginanku!”
                     Sayyid mendengarkannya dengan takjub saat Majnun berte-
              riak-teriak. Apa yang dapat dilakukannya kini? Tujuan terakhir mereka
              –melakukan ibadah haji ke Rumah Allah– telah gagal. Kini ia yakin bahwa
              tak ada seorang pun di dunia ini yang dapat melepaskan rantai cinta yang
              telah mengikat hati putranya.
                     Mereka meninggalkan Makkah dan mulai melakukan perjalanan
              panjang untuk kembali pulang, di mana teman-teman Majnun serta sanak-
              saudara menanti dalam harap-harap cemas. Ketika mereka sampai, selu-
              ruh anggota keluarga berlari keluar untuk menyambut kedatangan me-
              reka. “Bagaimana?” tanya mereka. “Ceritakan pada kami, apakah Allah
              telah menyembuhkan penderitaan bocah itu atau tidak?”
                     Sayyid hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya, airmata
              mengaburkan pandangannya. “Aku sudah berusaha semampuku,” katanya
              dengan lemah. “Kukatakan kepadanya bagaimana caranya memohon
              pertolongan Allah, agar Ia dengan segala belas kasih-Nya dapat mem-
              bebaskan putraku dari penyakitnya, yaitu Layla si keparat itu. Tapi Majnun
              memiliki ide lain. Jadi apa yang dilakukannya? Ia justru mendoakan Layla………
              lalu mengutuk dirinya sendiri!”
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42