Page 61 - Layla Majnun
P. 61

semata, dan apabila yang Anda tawarkan kepada saya hanyalah khayalan
              belaka, maka sebaiknya Anda mengatakan sejujurnya sekarang juga.”
                     Ucapan jujur sang pria muda itu membuat kekaguman Nowfal
              kepadanya semakin meningkat.
                     “Apakah kau benar-benar meragukan ucapanku?” tanya Nowfal.
              “Kalau begitu, marilah kita membuat perjanjian. Atas nama Allah swt.
              dan Rasulnya Muhammad saw., aku bersumpah bahwa aku akan bertarung
              bagaikan singa untukmu dan kebaikanmu, bahkan jika aku harus mengor-
              bankan nyawaku sekalipun.
                     “Aku bersumpah bahwa aku takkan tidur maupun makan hingga
              kau mendapatkan apa yang dihasratkan oleh hatimu. Tapi kau juga harus
              berjanji kepadaku: kau harus berjanji bahwa kau akan bersabar dan dapat
              menahan nafsumu. Kau harus melepaskan gaya hidupmu, jinakkan hatimu
              yang liar dan letakkan di tanganmu barang sejenak saja.
                     “Marilah kita saling sepakat: kau harus memadamkan api yang
              menyala di hatimu; karena aku akan membuka gerbang besi menuju harta-
              mu yang sangat berharga. Apakah syarat-syarat ini dapat kau terima?”
                     Majnun menyetujuinya. Dan dengan demikian, sebagai balasan
              atas bantuan temannya, ia mulai meredakan badai yang telah lama ber-
              gemuruh di hatinya. Secara perlahan, untuk pertama kalinya selama ber-
              bulan-bulan, kedamaian mulai merasuki jiwanya dan luka yang diakibat-
              kan oleh belati tajam kegilaannya mulai sembuh. Bak bocah kecil tak
              bersalah, ia menaruh kepercayaan sepenuhnya pada Nowfal; karena kete-
              nangan telah kembali ke dalam jiwanya, sebuah perubahan hadir dalam
              hidupnya. Tanpa banyak bicara, ia meninggalkan gua persembunyiannya
              dan mengikuti Nowfal kembali ke perkemahannya di tepi kota.
                     Di bawah perlindungan sang dermawan, Majnun tak lagi pantas
              disebut sebagai ‘majnun’. Dalam beberapa hari, kegilaannya telah hilang
              dan ia telah kembali menjadi Qays, seorang pria terhormat yang kuat dan
              berwajah tampan. Untuk pertama kalinya dalam berbulan-bulan ia mandi;
              lalu dikenakannya sorban dan jubah yang telah disiapkan oleh Nowfal.
              Selera makannya telah kembali dan ia menikmati makanan dan minuman
              dengan penuh semangat dengan ditemani teman-temannya, sambil mem-
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66