Page 68 - Layla Majnun
P. 68
Akhirnya perasaan itu menjadi terlalu kuat untuk dapat ditahan-
nya. Setiap kali musuh yang berkuda melangkah semakin maju, atau melem-
parkan anak buah Nowfal dari sadel kuda, ia akan bersorak; setiap anak
buah Nowfal berhasil melumpuhkan musuh, ia akan meraung dengan cemas.
Pada akhirnya, salah seorang anak buah Nowfal melihat bagai-
mana anehnya tingkah laku Majnun, menoleh kepadanya dan bertanya,
“Apa yang sedang terjadi kepada Anda, Tuan? Mengapa Anda hanya bisa
menikmati berlangsungnya pertempuran ini dari kejauhan? Dan mengapa
Anda justru merasa gembira saat pasukan musuh bergerak semakin men-
dekat? Apakah Anda lupa bahwa kami semua berada di sini karena Anda?
Apakah Anda tidak menyadari bahwa kami semua mempertaruhkan
nyawa kami demi Anda?”
“Jika mereka memang benar-benar musuhku,” sahut Majnun,
“maka aku pasti dapat melawan mereka, tapi kenyataannya mereka bukan
musuhku. Orang-orang itu adalah temanku. Sejujurnya kukatakan, tempatku
bukan di sini. Jantung kekasihku berdetak untuk pihak musuh, dan di
manapun jantungnya berada, maka di sanalah tempatku. Aku ingin mati
demi dirinya; bukanlah kehendakku untuk membunuh orang lain. Bagaima-
na mungkin aku bisa membela pihakmu jika telah kuberikan jiwaku kepa-
danya?”
Sementara itu, Nowfal hampir memenangkan pertempuran.
Bak orang gila yang baru terlepas dari ikatan rantai, ia menyerang musuh
dengan membabi buta, menebaskan pedangnya ke setiap pria yang dilalui-
nya. Ia dimabukkan oleh aroma kemenangan. Namun hingga matahari
terbenam, pertempuran itu masih tetap seperti adanya, belum dapat diten-
tukan pihak mana yang akan memenangkannya. Saat malam mulai menu-
tupkan selubung hitamnya dan kegelapan mulai menelan sisa-sisa cahaya,
para pejuang tak dapat saling melihat satu sama lainnya di atas medan
pertempuran. Nowfal mengumumkan bahwa pertempuran berakhir –
untuk saat itu –dan disepakati akan dilanjutkan keesokan harinya saat ma-
tahari terbit.
Begitu banyak pria gagah berani yang tewas, dan jumlah yang
terluka pun jauh lebih besar daripada yang tewas. Meskipun demikian,