Page 99 - Layla Majnun
P. 99

19

                       Sajak Cinta yang Sia-sia









               Bahkan sajak-sajak yang didendangkan dari bibirnya seolah sia-sia
               saja. Apalah artinya sajak-sajak itu, jika untuk siapa ditujukannya
                          sajak itu takkan pernah mendengarnya.

                    ajnun sama sekali tak mengetahui tentang pernikahan Layla dengan
              M alam; bahkan hingga satu tahun berlalu, ia tak juga berubah.
                  n S
                 Ib
              Cinta telah mengubahnya menjadi pengembara buta dan mabuk, terhu-
              yung-huyung dari satu tempat ke tempat lainnya tanpa tahu tujuan.
              Kesedihan telah membuat tubuhnya kurus dan pucat, dan keadaannya
              bertambah buruk dengan berlalunya waktu. Namun bagi penyakit yang
              dideritanya –penyakit cinta– tak ada obat yang dapat menyembuhkannya.
                    Di suatu sore, seseorang melihatnya berbaring, kelelahan seperti
              biasanya, di bawah semak berduri yang menjalar bergelantungan. Majnun
              tak melihat datangnya seorang pengendara mendekatinya, ataupun bunyi
              derap unta, hingga sang pengendara itu berada sangat dekat dengannya.
              Sang pengendara, seorang pria berkulit kehitaman yang mengenakan
              jubah hitam, turun dari untanya dan berdiri di atas Majnun bagaikan iblis
              hitam mengerikan. Suaranya sama menakutkannya dengan penampilan-
              nya. Ia menendang Majnun di bagian tulang kering dan berkata:
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104