Page 210 - Perspektif Agraria Kritis
P. 210

Bagian V.  Kiprah NU di Bidang Agraria


                     kepanitian  Landreform  [sic]  atau  lembaga-
                     lembaga Pemerintah lainnya yang berunsurkan
                     ketanian.” (Dikutip dari Luthfi 2017: 147 dengan
                     penyesuaian ejaan)

                     Terhadap cabang yang tidak serius dalam menjalankan
              kewajiban  di  atas,  Pertanu  tidak  segan  merombak  jajaran
              pengurusnya. Hal ini  pernah dilakukan  Pertanu Wilayah Jawa
              Tengah terhadap Pengurus Pertanu Cabang Kopra, Kabupaten
              Tegal, sebagaimana termaktub dalam surat intruksinya pada
              tanggal 6 November 1962 berikut ini.
                     “…  hendaknya  dalam  kesempatan  ini  Pertanu
                     Cabang  Kopra,  Tegal  segera  mengadakan  re-
                     organisasi  Pengurusnya,  karena  sangat  terasa
                     sekali  bagi  Wilayah  [yang]  belum  atau  tidak
                     menjumpai  aktifiteit  dalam  lapangan  tugas
                     pekerjaan Sdr. [Hal ini] terbukti dengan tidak
                     adanya  laporan-laporan  mengenai  tugas
                     pekerjaan  Sdr.  sedangkan  tugas  itu  sendiri
                     sudah cukup banyak.
                     Selanjutnya yang perlu menjadi dasar dari pada
                     musyawarah  itu  nanti  ialah:  reformasi
                     pengurus itu semata-mata adalah demi untuk
                     kebaikan  dan  perbaikan,  sesuai  dengan  cita-
                     cita  dan  tujuan  kaum  tani  Muslim  yang  ber-
                     sunnah wal jamaah.” (Dikutip dari Luthfi  2017:
                     147 dengan penyesuaian ejaan)

                     Berbeda dari Cabang Pertanu di Tegal yang mengalami
              kelesuan,  Pertanu  Cabang  Banyuwangi  cukup  aktif  dalam
              memperjuangkan  pelaksanaan  land  reform.  Memang,  dalam
              perjuangan  ini,  Pertanu  tidak  dapat  sejalan  dengan  cara-cara
              radikal yang ditempuh PKI. Dalam hal “aksi sepihak”, Pertanu
              dan Petani (organisasi tani Partai Nasional Indonesia) merasa
              keberatan dan mengajukan protes kepada BTI yang menjadi
              penggeraknya.  Kedua  organisasi  tani  ini menuntut  “agar  BTI,
              Petani dan Pertanu selalu ‘hand in hand’ dalam melaksanakan
              segala macam aksi”. Oleh karena itu, keduanya meminta BTI



                                          145
   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215