Page 77 - E-MODUL KONSEP DASAR PKN
P. 77

Perubahan bertahap terhadap UUD 1945 dimulai sejak Oktober 1999 hingga tahun

               2002. Dalam melakukan perubahan terhadap UUD 1945, Panitia Ad Hoc (PAH) I MPR
               menyusun kesepakatan dasar berkaitan dengan perubahan UUD 1945, yaitu:

               a)  Tidak  mengubah  Pembukaan  Undang-Undang  Dasar  Negara  Republik  Indonesia

                   Tahun 1945.
               b)  Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

               c)  Mempertegas sistem pemerintahan presidensial

               d)  Penjelasan  Undang-Undang  Dasar  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  1945  yang
                   memuat hal-hal normatif akan dimasukkan ke dalam pasal-pasal (Batang Tubuh)

               e)  Melakukan perubahan dengan cara adendum.


                   Panitia-panitia  yang  dibentuk  untuk  membahas  perubahan  UUD  1945  adalah

               Panitia Ad Hock III pada Perubahan Pertama UUD 1945, sedangkan untuk Perubahan
               Kedua  hingga  Keempat  dibahas  dalam  Panitia  Ad  Hock  I.  Para  fraksi  memberikan

               masukan dan membahas  pasal-pasal dalam UUD 1945.   Proses  perubahan konstitusi

               yang  telah  terjadi  bukan  merupakan  sebuah  proses  yang  final.  Sebagian  kalangan
               berpendapat bahwa amandemen yang sudah dilakukan masih belum mampu menjawab

               dan menjelaskan secara signifikan terhadap konstruksi nilai dan bangunan kenegaraan
               yang hendak dibangun. Situasi dan kondisi seperti ini menghasilkan sebuah tuntutan

               agar  proses  amandemen  kembali  dilakukan.  Ada  banyak  sekali  agenda-agenda  yang

               diusulkan untuk dimasukkan dalam poin-poin amandemen UUD NRI 1945 ke  depan,
               antara lain.

                  a)  Urgensitas  negara  hukum  berlandaskan  Pancasila  dalam  pembangunan  hukum

                      nasional.
                  b)  Penetapan Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN).

                  c)  Reformulasi badan legislatif dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.

                  d)  Rekonstruksi DPD RI.
                  e)  Penyempurnaan sistem presidensial dalam pembangunan hukum di Indonesia.

                  f)  Penerapan impeachment dalam pemakzulan presiden dan/atau wakil presiden di

                      Indonesia.
                  g)  Optimalisasi DPRD dalam sistem otonomi daerah yang berlangsung di Indonesia.

                  h)  Penataan kekuasaan kehakiman dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
                  i)  Penguatan KY RI dalam menjamin marwah peradilan Republik Indonesia.



                                                                             BAB 3 KONSTITUSI NEGARA | 68
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82