Page 158 - Dietetik-Penyakit-Tidak-Menular_SC
P. 158

500  kkal  seperti  kasus  kegemukan  lainnya.  Hal  ini  karena  angka  pada tabel  di  atas  sudah

               mempertimbangkan status gizi pasien DM dan pada perhitungan sudah menggunakan berat
               badan ideal.
                     Mari kita hitung dahulu berat badan ideal dari kasus menggunakan rumus Brocca yang
               dimodifikasi.

               Berat badan ideal = 90% x (TB dalam cm – 100) x 1 kg = 90% x (154 – 100) x 1 kg = 48,6 kg
               Maka kebutuhan energi = 30 kkal/kg BB ideal = 30 kkal x 48,6 = 1458 kkal.
                     Kemudian kita lakukan koreksi karena pasien berumur 55 tahun (> 40 tahun), maka
               koreksi  kebutuhan  kalori  dengan  mengurangi  5%  untuk  setiap  dekade antara  umur 40-59

               tahun. Maka kebutuhan energi dikurangi 2x5%= 10% karena 2 dekade umur kasus antara 40-
               59 tahun. Kebutuhan energi untuk kasus =  1458 kkal – 10% (1458) = 1312,2 kkal dibulatkan
               menjadi 1300 kkal.
                     Selanjutnya kita interpretasikan asupan energi total kasus berdasarkan hasil recall : 2050

               kkal,  dengan  cara  membandingkan  dengan  kebutuhan  energi  sehari  yaitu  =    1300  kkal.
               Interpretasinya adalah asupan energi  157,6 % dari total kebutuhan energi sehari.
                     Kebutuhan protein untuk kasus = 15%  x 1300 kkal = 195 kkal : 4 (konversi ke berat
               protein) = 48 g. Jika kita bandingkan asupan protein kasus dari hasil recall 1x24 sebesar 60 g

               dengan kebutuhan proteinnya 48 g, maka dapat diartikan asupan protein kasus mencapai
               125% dari kebutuhan protein sehari.
                     Untuk kebutuhan lemak bagi kasus = 20% x 1300 kkal = 260 kkal : 9 (konversi ke berat
               lemak) = 29 g. Jika kita bandingkan asupan lemak kasus dari hasil recall 1x24 sebesar 50 g

               dengan kebutuhan lemaknya 29 g, maka dapat diartikan asupan lemak pada kasus mencapai
               172% dari kebutuhan lemak sehari.
                     Kemudian untuk kebutuhan karbohidrat bagi kasus = 65 % x 1300 kkal = 845 kkal : 4
               (konversi ke berat karbohidrat) =  211 g. Jika kita bandingkan asupan karbohidrat kasus dari

               hasil recall 1x24 sebesar 300 g dengan kebutuhan karbohidratnya 211 g, maka dapat diartikan
               asupan karbohidrat pada kasus mencapai 142 % dari kebutuhan karbohidrat sehari.

               3.    Menetapkan diagnosis gizi dari kasus DM tipe 2  tersebut
                     Akhirnya  saudara  telah  selesai  melakukan  asesmen  gizi  untuk  seluruh  5  komponen

               (domain) data di atas. Seluruh data yang terkumpul di asesmen gizi merupakan sign atau
               symptom yang dapat saudara telusuri untuk kemungkinan adanya masalah atau problem gizi
               saat menetapkan diagnosis gizi. Pada tahap ini saudara dapat menetapkan sign atau symptom
               yang  mana  yang  lebih  tepat  menandakan  adanya  masalah  gizi  pada  kasus.  Mari  kita

               menetapkan diagnosis gizi berdasarkan hasil interpretasi seluruh data asesmen gizi di atas.
               Tetapi ingat, pernyataan dignosa gizi tetap menggunakan format yang telah disepakati yaitu
               Problem  -  Etiologi  -  Sign/Symptom  (PES)  seperti  yang  sudah  dijelaskan  sebelumnya.



                  Dietetik Penyakit tidak Menular                                                         149
   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163