Page 86 - Dietetik-Penyakit-Tidak-Menular_SC
P. 86
NB.1.7 Pemilihan makanan yang salah
NB.2.1 Aktivitas fisik kurang
(Lee,Robert D, 2011).
Berikut ini adalah contoh pernyataan diagnosis gizi dengan menggunakan format PES
pada pasien obesitas dewasa:
NI.5.6.2 Kelebihan asupan lemak (P) berkaitan dengan biasa mengonsumsi makanan tinggi
lemak (E) ditandai dengan asupan lemak 35% dari kebutuhan, kadar kolesterol total
296 mg/dl.
NB.1.7 Pemilihan makanan yang salah (P) berkaitan dengan belum terpapar informasi
makanan dan gizi (E) ditandai dengan memilih makanan selingan sumber
karbohidrat (kue-kue manis, roti, jus buah)
c. Intervensi Gizi
Setelah diagnosis gizi ditetapkan, maka, kita melakukan intervensi gizi untuk
memecahkan masalah gizi yang dihadapi kasus. Seperti pada asuhan gizi lainnya, intervensi
gizi mencakup 2 hal yaitu perencanaaan dan implementasi intervensi gizi. Untuk kasus
obesitas yang telah dijelaskan sebelumnya, saudara harus merujuk pada penatalaksanaan
terapi obesitas dewasa. Perencanaan tujuan intervensi gizi mengarah pada pemecahan
masalah gizi pada kasus. Tujuan untuk menurunkan berat badan sebaiknya dilakukan sampai
dengan pengelolaan berat badan yang sudah dicapai dan tetap menjaga perubahan perilaku
makan yang sehat.
Pengelolaan berat badan yang dimaksud adalah mencapai berat badan terbaik pada
konteks kesehatan individu, termasuk mempertahankan berat badan yang sudah dicapai
dengan memperhatikan usia, jenis kelamin, tingkat kesulitan yang dihadapi dalam
melaksanakan diet rendah energi, dan sebagainya. Acuan berat badan terbaik atau berat
badan target dapat merujuk pada pencapaian IMT normal (Instalasi Gizi Perjan RS dr. Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia, 2004).
Perencanaan intervensi gizi menetapkan juga strategi intervensi gizi sesuai penyebab
(etiologi) untuk pemecahan masalah atau problem gizi. Pada kasus obesitas dewasa, salah
satu strategi intervensi gizi untuk mencapai penurunan berat badan maka diberikan diet
energi rendah yaitu diet yang mengandung energi di bawah kebutuhan normal, tetapi masih
mengandung cukup vitamin dan mineral serta mengandung banyak serat. Perbedaan diet
energi rendah dengan diet normal biasanya adalah pembatasan pada makanan padat energi,
seperti makanan selingan berupa kue-kue yang banyak mengandung karbohidrat sederhana
dan lemak, serta membatasi juga makanan goreng-gorengan. Pembatasan makanan agar
Dietetik Penyakit tidak Menular 77