Page 188 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 188
PERSOALAN BENTUK BAHTERA
kapak dan gergaji, dengan tambahan sebuah sebuah sendok
logam besar untuk menuangkan lelehan ter, dan sebuah
penggiling dari kayu untuk membantu menghaluskannya.
Langkah pertama dalam cara pembuatan perahu yang
primitif ini adalah memilih sebidang tanah datar dengan
ukuran yang sesuai, dan cukup dekat dengan tepi air;
di atas tanah ini pembuat perahu menggambar ukuran
dasar kapal, tidak dengan ketepatan matematis, tetapi
menggunakan sebuah garis, dan mengikuti sebuah sistem
tertentu, dasar atau lantai perahu itu adalah hal pertama
yang mereka kerjakan.
Prosedur ini benar-benar sama dengan yang ada dalam Tablet
Bahtera ketika Enki memberi petunjuk kepada Atra-hasīs tentang
cara menggambar rancangan untuk perahu yang sudah dijelaskan
di atas. Chesney melanjutkan:
Di tempat yang sudah ditandai sejumlah ranting kasar
diletakkan dalam deretan sejajar, kira-kira berjarak satu
kaki; ranting-ranting yang lain diletakkan menyilang di
atasnya dengan jarak yang sama, dan saling berjalin. Ini,
ditambah semacam anyaman alang-alang dan jerami, untuk
mengisi celah-celahnya, membentuk semacam dasar yang
kasar, yang di atasnya, untuk memberikan keseimbangan
yang diperlukan, diletakkan ranting-ranting lebih kuat
secara melintang dari satu sisi ke sisi yang lain, dengan
jarak sekitar delapan atau dua belas inci. Bila bagian dasar
sudah jadi seperti ini, pekerjaan dilanjutkan dengan tahap
kedua, dengan meninggikan sisi-sisinya. Hal ini dilakukan
dengan menambahkan pada sisi pertama, tonggak-tonggak
http://facebook.com/indonesiapustaka sama, dan seluruhnya, dirapatkan dengan susunan kayu-
tegak lurus, kira-kira berjarak satu kaki, dengan ketinggian
yang diperlukan; bagian ini juga diisi dengan cara yang
kayu kasar, yang diletakkan dengan interval sekitar empat
kaki dari bibir perahu ke bibir perahu di sisi yang lain.
177

