Page 44 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 44

(accuracy)  dan akuntabel (accountable). Semua parameter ini harus ada
           dan  merupakan  keniscayaan      bagi  penyelenggara  untuk  menerapkan
           Undang-Undang  dan  regulasi  Pemilu  secara  konsisten  dalam  konteks
           menuju Pemilu yang berintegritas.


           Substansi  parameter  electoral  integrity  tersebut  memiliki  kesamaan
           dengan  rumusan  ACE  Project,  dengan  tambahan  perbedaan  pada  aspek
           akurat (accuracy). Akurat memiliki makna ketepatan dalam penyajian data
           terkait  Pemilu,  seperti  data  pemilih  terdaftar.  Ketepatan  data  pemilih
           menjadi legitimasi penyelenggara di mata publik karena semakin tepat atau
           akurat data pemilih, semakin  besar pemilih yang dicakup sebagai pemilih
           sah (eligible).


           Dalam  isu  akurasi  adalah  pemutakhiran  data  pemilih  sementara  (DPS)
           menjadi daftar pemilih tetap (DPT) yang dilakukan KPU. Mengingat model
           pendaftaran  pemilih  di  Indonesia  bersifat  pasif,  maka  dibutuhkan
           pemutakhiran data pemilih berkelanjutan yang dilakukan oleh tenaga ad
           hoc  yang  menjadi  tumpuan  kerja  lapangan  KPU.  Adanya  akurasi  data
           pemilih  dapat   mencegah  potensi  pemilih    siluman  (ghost  voter)  yang
           memanfaatkan  kelemahan  administrasi  dan  kependudukan  saat  ini.
           Demikian pula kegandaan identitas dan domisili pemilih   dapat dikurangi.
           Dalam konteks demikian, akurasi data pemilih adalah keniscayaan untuk
           menghadirkan Pemilu berintegritas.


           Dari  beberapa  rumusan  terkait  Pemilu  berintegritas  dan  parameternya,
           dapat  ditarik  suatu  prinsip  umum  (general  principles)  bahwa  electoral
           integrity lebih menyangkut kebutuhan untuk menghadirkan penyelenggara
           Pemilu yang memiliki komitmen dan konsistensi untuk menyelenggarakan
           Pemilu  yang berkualitas dan  demokratis.  Terlebih  ketika  Pemilu menjadi
           arena  konstitusional  untuk  pengisian  jabatan-jabatan  kekuasaan  dalam
           legislatif maupun pemeritahan, mutlak dibutuhkan penyelenggara Pemilu
           yang  antara  kata  dan  tindakannya  selaras  dengan  prinsip-prinsip  Pemilu
           berintegritas.


           Dalam  konteks  Pemilu  di  Indonesia  norma-norma  Pemilu  berintegritas
           sebagaimana dibahas di atas    sudah diimplementasikan   dalam asas-asas
           Pemilu Pasal 2 UU Pemilu yaitu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan
           adil.  Hal  ini  berarti  upaya  untuk  mewujudkan  Pemilu  berintegritas  yang

     28     BAB 2 – NILAI DAN ASAS PEMILU
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49