Page 48 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 48

dan  penyelenggara  Pemilu.  Terlebih  ketika  dikaitkan dengan isu hak-hak
           politik pemilih, hak-hak politik  tersebut meliputi hak-hak dasar seperti hak
           untuk  didaftar  sebagai  pemilih  dan  peserta  pemilihan  umum,  hak
           mendapatkan  akses  informasi  terkait  proses  pemilihan  umum,  hak
           mendapatkan kesempatan yang sama di semua tahapan pemilihan umum,
           hak mendapatkan  kebebasan dan rasa aman dan  hak untuk mendapatkan
           perlakuan  hukum yang sama di semua tahapan pemilihan umum.


        C. Inklusifitas (Inclusiveness)


           Isu  inclusiveness  dalam  Pemilu  menjadi  bagian  tak  terpisahkan  untuk
           menghasilkan Pemilu berintegritas. Dalam pengertian umum, inklusivitas
           adalah  prinsip  untuk  menyertakan  pihak  lain  dalam  suatu  proses  atau
           bagian, dalam hal ini keikutsertaan dalam Pemilu di semua tahapan. Jika
           disandingkan dengan Pemilu, maka Pemilu inklusif dapat dimaknai sebagai
           Pemilu  yang  memberi  kesempatan  bagi  pemilih  yang  telah  memenuhi
           syarat sesuai hukum  yang berlaku, dijamin menggunakan hak-hak pilihnya
           tanpa hambatan atas dasar agama, ras/etnik, gender, usia, kondisi fisik dan
           wilayah.

           Untuk  mewujudkan  Pemilu  inklusif,  dibutuhkan  kerangka  hukum  Pemilu
           yang  non  diskriminasi.  Pemilu  inklusif  menjamin  penggunaan  hak  pilih
           dalam Pemilu yang mengedepankan nilai-nilai kesetaraan atau persamaan,
           terbuka dan berkepastian hukum bagi siapa saja yang ambil bagian dalam
           Pemilu. Urgensi Pemilu inklusif adalah untuk menjamin dan memastikan
           bahwa pemilih dan peserta Pemilu mendapat perlakuan yang sama secara
           hukum dalam penyelenggaraan Pemilu. Untuk memastikan bahwa Pemilu
           berlangsung  secara  inklusif,  dibutuhkan  kerangka  hukum  yang  non
           diskriminatif dan dijalankan oleh penyelenggara Pemilu yang berintegritas.


           Pemilu inklusif juga harus menjamin adanya perlakuan yang adil terutama
           dalam masyarakat yang majemuk seperti Indonesia.  Adanya pembelahan-
           pembelahan  masyarakat  secara  sosio  kultural,  secara  politik  hal  ini
           berpotensi  dalam  menimbulkan  pelanggaran  terhadap  prinsip  Pemilu
           inklusif. Begitu pula, adanya dinamika politik yang tinggi menjelang Pemilu
           di  beberapa  tempat/wilayah,  langsung  atau  tidak  langsung,  juga  dapat
           berpotensi  mempengaruhi  kemandirian penyelenggara  Pemilu.  Dinamika
           politik  yang  berkembang,  apapun  bentuknya,  tidak  seharusnya

     32     BAB 2 – NILAI DAN ASAS PEMILU
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53