Page 87 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 87

Hasril Chaniago, Aswil Nazir, dan Januarisdi



                     tersebar di pulau-pulau yang jauh, berbicara dalam bahasa ibu

                     yang berbeda, dan menjalankan beragam tradisi agama, mereka

                     dipersatukan oleh beberapa hal selain pendidikan kedokteran

                     –yaitu perasaan yang sama sebagai bangsa yang dijajah.
                             Selama di kampus dan asrama, mereka dapat berbicara

                     satu sama lain dalam bahasa bersama yang diimprovisasi, yaitu

                     bahasa Melayu. Meskipun itu bukan bahasa ibu bagi satu pun di

                     antara mereka, tetapi terbukti kemudian bisa menjadi pemersatu
                     mereka dan menjadi salah satu faktor lahirnya kesadaran

                     kebangsaan.  (Kesadaran  kebangsaan  itu  membuat)  “mereka

                     marah terhadap dominasi Belanda dalam pemerintahan dan

                     ekonomi. Mereka juga menolak gagasan keunggulan rasial kulit

                     putih. Anak-anak muda yang cerdas ini memahami pulau-pulau
                     mereka yang tersebar, juga bahasa, agama, dan budayanya, yang

                     beragam sebagai satu kesatuan yang utuh” (Baird & Marzuki:

                     79).

                             Pada 20 Mei 1908, sembilan mahasiswa, yang dipelopori
                     oleh  R. Soetomo, berkumpul  di kelas  anatomi  STOVIA  dan

                     membentuk Boedi Oetomo.  Tujuan organisasi ini adalah
                                                          8
                     menggalakkan pendidikan, tetapi kemudian berkembang

                     sebagai “gerakan politik” dan menjadi cetak biru intelektual bagi

                     Republik Indonesia. Boedi Oetomo awalnya adalah organisasi
                     yang dikhususkan untuk kalangan bangsawan Jawa. Akan tetapi,




                     8  Hari lahir Budi Utomo, 20 Mei 1908, kelak dicatat sebagai tanggal bersejarah
                         bagi bangsa Indonesia. Sejak 1959, tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai Hari
                         Kebangkitan Nasional, disingkat Harkitnas. Harkitnas ditetapkan sebagai hari
                         besar nasional yang bukan hari libur dengan Keppres No. 316 Tahun 1959
                         tanggal 16 Desember 1959.

                                                           58
   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92