Page 89 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 89
Hasril Chaniago, Aswil Nazir, dan Januarisdi
lebih konkret di benak generasi berikutnya, yang kemudian
tertuang dalam Sumpah Pemuda (1928). 10
Tentang Achmad Mochtar sendiri, tidak ditemukan
catatan tentang keterlibatannya dalam organisasi Budi Utomo
(ejaan lama Boedi Oetomo). Hal ini mungkin, selain Budi
Utomo memang didirikan dan dipimpin oleh orang Jawa,
juga karena waktu Budi Utomo didirikan Mochtar masih
“klepek” yunior. Namun kalau kita simak uraian Nagazumi
(1989:88-110), dipastikan Mochtar pernah menjadi anggota
Budi Utomo. Sebab, semua “klepek” STOVIA menyatakan diri
sebagai anggota Budi Utomo. Tapi apapun, dapat kita pastikan,
bahwa Mochtar sudah ikut menghirup “hawa” dan semangat
kebangsaan yang mulai tumbuh di dekade pertama abad lalu
yang disebut era Kebangkitan Nasional Indonesia. Hal ini
terkonfirmasi kelak ketika Mochtar melanjutkan pendidikan ke
Negeri Belanda (1923-1927) ia pun aktif dalam Perhimpunan
Indonesia, organisasi pergerakan yang didirikan para pelajar
Indonesia di negeri penjajah itu sejak akhir dekade pertama
abad ke-20, tak lama setelah Budi Utomo berdiri.
Masa Persemaian Tokoh Terkemuka Indonesia
Sulit untuk dipungkiri, bahwa STOVIA mempunyai
peran penting bagi tumbuhnya kesadaran kebangsaan Indonesia
sejak awal abad silam. Bukan saja karena di sanalah berdirinya
perkumpulan Budi Utomo, tetapi lebih dari itu, para pelajar
10 Baird & Marzuki (2020) hlm. 80.
60