Page 92 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 92
Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang
13
misalnya nama-nama seperti Soewardi Soerjaningrat atau
kemudian lebih dikenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara dan
Abdul Muis , kelak tercatat sebagai tokoh Indonesia pertama
14
yang dityetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Jauh sebelum itu,
STOVIA juga telah melahirkan tokoh pejuang kemerdekaan
bernama Abdoel Rivai (tamat STOVIA 1894) yang kemudian
lebih dikenal sebagai tokoh perintis pers Indonesia.
Rivai adalah contoh lain tamatan STOVIA yang
menempuh jalan “menyimpang”. Lahir di Palembayan, Agam,
13 Raden Mas Soewardi Soerjaningrat lahir di Pakualaman, Jogyakarta 2 Mei 1889,
setelah menamatkan ELS masuk ke STOVIA. Ia kemudian keluar karena alasan
kesehatan, dan belaih menjadi wartawan dan aktivis Politik dengan mendirikan
Indische Parti bersama Dokter Tjipto Mangoenkoesoemo dan Douwes Dekker.
Akibat aktivitas politik dan tulisan-tulisan, ia kemudian dibuang ke Belanda
tahun 1913. Enam tahun di negeri penjajah, Soewardi dikenal sebagai tokoh
redikal yang yang turut mengubah arah Perhimpunan Hindia menjadi gerakan
politik. Kembali ke Indonesia (1919), Soewardi yang sejak 1922 mengganti nama
menjadi Ki Hadjar Dewantara, mencurahkan hidupnya di bidang pendidikan
dengan mendirikan Perguruan Taman Siswa. Setelah kemerdekaan Ki Hadjar
Dewantara menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada beberapa
Kabinet. Ia meninggal di Yogyakarta 1959. Perannya dianggap sangat penting
dalam memajukan pendidikan Indonesia, sehingga tanggal lahirnya 2 Mei
dijadikan Hari Pendidikan Nasional. Atas jasa-jasanya, Ki Hadjar Dewantawa
telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional dengan (Surat Keputusan Presiden
Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959.
14 Abdoel Moeis (kemudian disesuaikan dengan menjadi Abdul Muiis) lahir di
Sungai Puar, Agam, Sumatra Barat, 3 Juli 1883, setelah menyelesaikan ELS di
Bukittinggi meneruskan ke STOVIA akhir abad ke-19, tapi tidak tamat karena
kepincut dengan kegiatan sebagai wartawan dan sastrawan., lalu menjadi tokoh
pergerakan nasional. Ia pernah menjadi Pengurus Besar Sarekat Islam (SI),
pemimpin redaksi Suratkabar Neratja bersama Haji Agus Salim, dan anggota
Volksraad (1918-1921). Ia juga tercatat sebagai penggagas berdirinya ITB. Novernya
yang paling terkenal adalah Salah Asuhan, difimkan oleh Asrul Sani tahun 1972.
Abdul Muis meninggal di Bandung 17 Juni 1959. Abdoel Moeis dikukuhkan
sebagai Pahlawan Nasional yang pertama oleh Presiden RI, Soekarno, pada 30
Agustus 1959.
63