Page 176 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 176

"Hmm, aku belum mengaku kalah, orang muda!" Dan kini kakek itu menyerang

               lagi dengan ilmu silat yang gerakannya cepat sekali, akan tetapi juga aneh. Swat

               Hong  yang  menonton  di  pinggir,  memandang  penuh  perhatian  dengan  alis

               berkerut.  Dia  merasa  heran  sekali.  Ilmu  silat  yang  dimainkan  oleh  kakek  itu

               seperti pernah dilihatnya, seperti bukan gerakan asing, namun mengapa begitu

               aneh dan sama sekali tidak dikenalnya? Memang tidak mengherankan hal ini

               terjadi pada Swat Hong karena ilmu silat yang dimainkan kakek itu memang

               bersumber pada ilmu silat Pulau Es, hanya sudah diubah banyak sekali menjadi

               ilmu silat ciptaan nenek moyang Pulau Neraka! Bahkan kini dari kedua telapak

               tangan kakek itu mengepul uap hitam, dari mulutnya juga menyembur uap hitam

               yang kadang-kadang menyambar ke arah muka Sin Liong. Sebagai seorang hali

               pengobatan Sin Liong segera mengenal hawa beracun keluar dari uap hitam itu,

               maka dia bersikap hati-hati, setiap kali ada uap hitam menyambar. Sementara itu,

               sambil  mengelak  dan  menangkis  dia  mencurahkan  seluruh  perhatiannya  dan

               dengan  ilmu  mujijat  yang  didapatnya  dari  kitab,  yaitu  mengenal  rahasia  inti

               gerakan ilmu silat, dia sudah dapat mencatat dan hafal akan jurus-jurus yang

               dimainkan oleh lawannya.


               "Suheng, balaslah lawanmu! Apa kau takut?" Swat Hong  berteriak lagi. Ouw

               Kong Ek yang sudah merah mukanya saking penasaran dan malu karena merasa

               dipandang rendah dan dipermainkan, membentak, "Orang muda, berani engkau

               memandang rendah kepadaku sehingga tidak mau balas menyerang?"


               Sin Liong terkejut bukan main. Sama sekali tidak mengira bahwa sikapnya yang

               mengalah dan tidak mau balas menyerang itu malah dianggap memandang rendah

               oleh  kakek  itu  dan  dianggap  takut  oleh  Swat  Hon!  Tadinya  dia  hanya

               mengharapkan kakek itu akan tahu diri dan mundur sendiri. Siapa kira, kakek itu

               keras  kepala  dan  tidak  akan  mengaku  kalah  kalau  tidak  dirobohkan!  Dalam

               keadaan seperti itu, tidak ada pilihan lain bagi Sin Liong. Dia menggigit bibirnya

               menguatkan  hati  karena  menyerang  orang  merupakan  hal  yang  berlawanan




                                                           175
   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181