Page 185 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 185

kebaikan dari Suhu dan  tee-cu rela membalasnya dengan nyawa. Akan tetap,

               Sumoi adalah puteri Suhu sendiri, darah daging suhu sendiri! Mengapa Suhu

               begitu tega? Di manakah rasa kasih di hati Suhu?"


               "Keparat!" Han Ti Ong memaki dengan suara gemetar saking marahnya. Melihat

               betapa Sin Liong berani menantangnya untuk membela Swat Hong makin besar

               kepercayaannya akan desas-desus bahwa puterinya main gila dengan muridnya

               ini. "Kau mau memberi kuliah kepadaku? Kalau dia orang lain, aku tidak akan

               perduli apa yang dilakukannya. Justru karena dia anaku dan aku cinta kepada

               anakku, maka aku perlu mengajarnya!"

               "Hemmm, begitulah cinta di hati Suhu? Cinta suhu siap untuk berubah menjadi

               kemarahan, kebencian yang meluap karena Suhu merasa bahwa puteri Suhu tidak

               menyenangkan hati suhu? itu bukan cinta, Suhu! Suhu hanya mementingkan diri

               sendiri,  kalau  disenangkan  hati  Suhu,  biar  orang  lain  sekalipun  akan  Suhu


               perlakukan  dengan  baik,  akan  tetapi  kalau  hati  Suhu  dikecewakan,  biar  anak
               sendiri akan dibunuh!"


               "Plak-plak!  Dess...!"  Kembali  tubuh  Sin  Liong  terjungkal  dan  kini  darah

               mengucur dari mulut dan hidungnya.


               "Suheng...! Ahhh, Ayah... Jangan...!" Swat Hong sudah meloncat ke depan dan

               menubruk suhengnya. "Anak durhaka, murid murtad!  Dess!" kini Swat Hong

               yang mengeluh dan terjungkal terkena tendangan ayahnya yang sedang marah

               itu. Masih untung bagi mereka berdua bahwa Han Ti Ong hanya berniat mengajar

               dan menghukum, kalau berniat membunuh, tentu mereka sudah tak benyawa lagi.

               Saking  marahnya,  biarpun  melihat  murid  dan  puterinya  sudah  beberapa  kali

               dihantam dan ditendangnya sampai mulut dan hidung mengeluarkan darah dan

               muka mereka bengkakbengkak, Han Ti Ong masih saja menghajar mereka.

               "Ongya, harap ampunkan mereka...." Tiba-tiba beberapa orang pembantu utama

               berlutut di depan Raja yang marah ini dan menyabarkan hatinya.






                                                           184
   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190