Page 58 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 58

Rambutnya memakai kopyah sasterawan dan sepasang matanya bersinar-sinar

               penuh kegembiraan ketika dia mencorat-coret melukis pertandingan antara tujuh

               orang sakti itu. Sin Liong makin bingung. Betapa mungkin melukis tujuh orang

               yang  sedang  berkelebatan  hampir  tak  tampak  itu?  Sin  Liong  tidak  lagi

               memperhatikan  pertandingan,  hanya  memandang  ke  arah  orang  itu.  Dia

               mendengar bentakanbentakan nyaring dan tidak tahu bahwa tujuh orang itu telah

               ada yang terluka. Thian-he Te-it telah terkena hantaman tongkat Thian-tok di

               pahanya  sehingga  terasa  nyeri  sekali.  Pat-jiu  Kai-ong  juga  kena  serempet

               pundaknya  sehingga  berdarah  oleh  sebatang  di  antara  Siang-kiam  di  tangan

               Teetok, sedangkan Lam-hai Seng-jin dan Gin-siauw Siucai juga telah mengadu

               tenaga dan keduanya tergetar samapi muntahkan darah namun berkat sinkang

               mereka, kedua orang ini tidak sampai mengalami luka dalam yang parah.


               Sin Liong melihat betapa laki-laki di atas pohon itu tersenyum, menghentikan

               coretannya, menyimpan pensil dan menyambar jubah luar yang tadi tergantung

               di  ranting  pohon,  memakainya,  kemudian  mengantongi  gambar  yang  telah

               digulungnya dan tubuhnya melayang turun. "Tontonan tidak bagus!" Terdengar

               dia berseru. "Tujuh orang tua bangka gila memperlihatkan tontonan di depan

               seorang anak kecil benarbenar tak tahu malu sama sekali!"

               Tujuh orang itu terkejut ketika mendengar suara yang langsung menggetarkan


               jantung mereka itu. Mengertilah mereka bahwa yang datang ini memiliki khikang

               dan  singkang  yang  amat  kuat,  sehingga  dapat  mengatur  suaranya,  langsung

               dipergunakan  untuk  menyerang  mereka  dan  sama  sekali  tidak  mempengaruhi

               Sin-tong yang masih duduk bersila. Dengan hati tegang mereka lalu meloncat

               mundur dan masingmasing.melintangkan senjata di depan dada, memandang ke

               arah laki-laki gagah yang baru muncul itu. Namun, tidak ada seorangpun diantara

               mereka yang mengenalnya, maka ketujuh orang itu menjadi marah sekali.








                                                           57
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63