Page 117 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 117

98    Dr. Julius Sembiring, S.H., MPA.


            C.  Di Bawah Rezim UUPA
                Sejak awal rancangan pembentukannya di tahun 1948,
            UUPA telah menunjukkan karakter anti kolonialisme, anti

            feodalisme, anti  liberalisme/kapitalisme, dan  bermaksud
            mengakhiri  pluralisme hukum agraria. Selain itu, UUPA
            juga memberikan penghormatan pada Hukum Adat sebagai
            hukum aslinya  rakyat  Indonesia,  dengan  menempatkan
            “Hukum Adat sebagai dasar dari Hukum Agraria Nasional”
                                                               49
            serta meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan
            dan kesederhanaan dalam hukum pertanahan.

                Atas dasar itu politik hukum tanah nasional terhadap
            tanah adat adalah:
            1.   Terhadap tanah adat yang dikuasai secara individual
                diberlakukan penyesuaian dengan hak-hak atas tanah

                yang diatur dalam  UUPA  sebagaimana diatur dalam
                Pasal II, VI dan VII Ketentuan Konversi UUPA.
            2.  Terhadap  tanah adat  yang dikuasai  secara  komunal,
                UUPA memberikan pengakuan dengan pembatasan-
                pembatasan (Pasal 3 UUPA).


                Pembatasan  tersebut meliputi 2 (dua) hal  yaitu

            mengenai eksistensinya  dan  mengenai  pelaksanaannya.
            Eksistensi  hak  ulayat dibatasi  dengan:  (a)  sepanjang
            menurut kenyataannya masih  ada; (b)  sesuai  dengan
            kepentingan nasional  dan Negara;  (c)  berdasarkan  atas



            49  Pasal 5 UUPA.
   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122