Page 151 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 151

132   Dr. Julius Sembiring, S.H., MPA.


                yang serupa dengan itu sebagai hak yang berkarakter
                perdata.
            3.  Hak Milik,  sebagaimana  dimaksud  dalam Pasal  20
                UUPA dan penjelasannya adalah hak yang berkarater
                perdata,  tidak dapat disebandingkan dengan  hak
                ulayat sebagai hak yang berkarakter publik.
            4.  Pasal-pasal yang dimaksud dalam UU  No. 27 Tahun
                2007 tidak  menyebut tentang  hak  ulayat tetapi  Hak
                Pengusahaan Perairan Pesisir (HP3)  yang  dapat

                diberikan  kepada masyarakat hukum  adat. Setelah
                di  judicial review  dan diputuskan dalam  Perkara
                Konstitusi No. 3/PUU-VIII/2010,  UU  tersebut
                kemudian diubah dengan UU No. 1 Tahun 2014, maka
                HP3 diubah menjadi Izin Lokasi dan Izin Pengelolaan.


                Sejalan  dengan itu Hermayulis  menyatakan bahwa
                                             10
            UUPA menunjukkan ketiadaan sinkronisasi vertikal karena
            Pasal 3 UU tersebut mengakui tanah ulayat sementara itu
            pada Pasal 16 tidak dicantumkannya jenis hak atas tanah
            ulayat. Oleh karenanya tanah-tanah ulayat yang didaftar
            diproses  menjadi ‘Hak  Milik’,  sehingga  berimbas  pada
            proses individualisasi tanah ulayat.

            3.  Tanah Ulayat dan Tanah Swapraja

                Apakah  tanah-tanah  swapraja  dapat  diklasifikasikan
            sebagai  tanah  ulayat  atau  tanah  adat?  R.  Ay.  Sri Retno



            10  Hermayulis, 1999, op.cit.
   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156