Page 154 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 154
Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat 135
Konsep ini kemudian oleh pejabat pemerintahan
kolonial digunakan untuk memperkuat hubungan sewa-
menyewa tanah yang dilakukan oleh onderneming atau
perusahaan perkebunan. Jadi pemilikan tanah mutlak
seperti yang terdapat dalam babad dimanfaatkan oleh
pemerintah kolonial dalam tugas-tugas operasionalnya. 16
Pandangan dari sisi lain tentang pemilikan tanah
ini dikatakan bahwa yang banyak berperan adalah cikal
bakal atau primus interpares. Pada waktu timbulnya
pemukiman pertama kali, cikal bakal inilah yang berjasa
karena ia membabat atau membuka hutan untuk dijadikan
pemukiman dan persawahan. Ia diikuti oleh batih lain atau
keturunannya sehingga membentuk pemukiman yang
lebih besar yang kemudian disebut desa. Konsep pemilikan
tanah ini berakar pada zaman sebelum datangnya
pengaruh Hindu dan kalau boleh dikatakan sebenarnya
ini merupakan konsep Indonesia asli. Konsep ini dapat
dikatakan murni yang lepas dari pandangan dan pendapat
yang ekstrim mengenai pemilikan tanah. 17
Terjadinya pergeseran kekuasaan dari cikal bakal
ke tangan raja sebagai pemilik tanah, meskipun hanya
Aktual dalam Suhartono W. Pronoto, Serpihan Budaya
Feodal, Penerbit Agastya Media, Yogyakarta, hlm.71.
16 De Locomotief, 12 April 1879 dalam Suhartono W. Pranoto,
2001, ibid, hlm.71.
17 Selo Soemardjan, 1962 dalam Suhartono W. Pranoto, 2001,
ibid, hlm. 71.