Page 152 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 152

Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat  133


              Kusumo Dhewi   dalam Disertasinya menegaskan bahwa
                            11
              tanah-tanah di Yogyakarta  merupakan  tanah adat,  yang
              terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu:
              a)   tanah bekas kekuasaan Kasultanan  Yogyakarta baik
                  yang dimiliki  secara  pribadi  oleh  Sultan  (Sultan
                  Grond),  dimiliki  oleh  Pemerintah  Kasultanan  secara
                  komunal (tanah Kasultanan), dan yang dikuasai oleh

                  instansi, perorangan, ataupun badan hukum melalui
                  perjanjian dengan Kantor Paniti Kismo;
              b)   tanah bekas kekuasaan Kadipaten Pakualaman baik
                  yang dimiliki secara pribadi oleh Pakualaman, dimiliki
                  secara organisasi oleh  Pakualaman, dan yang dihaki
                  oleh Pemerintah Daerah;
              c)   tanah milik Desa.



                  Namun untuk  menjawab  hal  tersebut perlu
              dipertanyakan terlebih dahulu apakah swapraja (kerajaan/
              kesultanan/kasunanan  atau nama lain)  merupakan
              masyarakat adat  karena  sesungguhnya  pemegang  tanah
              (hak)  ulayat adalah  masyarakat adat?.  Swapraja  pada
              masa  sebelum  Perang  Dunia II  disebut  sebagai  ‘daerah
              tidak langsung’ (indirect gebied  atau  zelfbestuursgebied
              atau  landschap  gebied  atau  landschappen). “Secara



              11   R. Ay. Sri Retno Kusumo Dhewi, 2006, Kedudukan Hukum
                  Tanah  Adat  Di Daerah  Yogyakarta  Dalam  Sistem Hukum
                  Tanah Nasional, Ringkasan Disertasi, Program Studi Doktor
                  Ilmu Hukum, Program Pascasarjana, Universitas 17 Agustus
                  1945 Surabaya, hlm.25-27.
   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157