Page 155 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 155

136   Dr. Julius Sembiring, S.H., MPA.


            de jure, diperkirakan terjadi pada masa Jawa Kuna. Akan
            tetapi pembayaran upeti  dari  cikal  bakal atau  penguasa
            lokal kepada raja atau penguasa pusat diperkirakan terjadi
            pada masa Mataram Islam, pada waktu kerajaan itu aktif
            melakukan ekspedisi  ke  beberapa daerah  pesisiran dan
            mancanegara.
                        18
                Dari  konsepsi  penguasaan  tanah  oleh  raja itu maka

            hak-hak penguasaan atas tanah yang lain bersumber pada
            hak milik Raja tersebut dan dengan sendirinya tidak ada
            yang setingkat hak milik . Di Inggeris, rakyat hanya dapat
                                  19
            menguasai tanah sebagai ‘tenant’ , di Yogyakarta, rakyat
                                          20
            hanya ‘hanggaduh’ tanah milik Raja .
                                            21
                Dalam  hukum adat,  tanah adalah  milik  seluruh
            anggota persekutuan  hukum yang disebut dengan tanah
            ulayat,  yang  pengaturan penguasaannya  diserahkan
            kepada Kepala  Adat  atau  Tetua  Adat.  Di  samping itu,
            dimungkinkan juga penguasaan tanah secara individu di
            atas tanah ulayat, yang bilamana hak individu ini menguat,
            maka mengendurlah hak ulayat tersebut, dan sebaliknya.





            18  Schrieke, 1957 dalam Suhartono W. Pranoto, 2001, ibid, hlm.
                72.
            19  Boedi  Harsono, 1997,  Hukum  Agraria  Indonesia,  Sejarah
                Pembentukan  Undang-Undang Pokok  Agraria,  Isi dan
                Pelaksanaannya.  Jilid  I  Hukum  Tanah  Nasional,  Penerbit
                Djambatan, Djakarta, hlm.179.

            20  ibid, hlm. 46.
            21   ibid, hlm.179.
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160