Page 163 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 163
144 Dr. Julius Sembiring, S.H., MPA.
konsepsi yang sedemikian rupa tertuang dalam
pepatah berikut:
Adat diisi limbago dituang (adat diisi lembaga dituang),
Kabau tagak kubangan tingga (kerbau berdiri
kubangan tinggal),
pusako pulang ka nan punyo (pusaka pulang ke yang
punya),
nan tabau sado luluak nan lakek di badan (yang terbawa
hanya sekedar tanah yang menempel di badan),
“Pepatah ini mengandung makna bahwa tanah ulayat
boleh dipergunakan baik oleh anggota kaum maupun
oleh orang luar, namun setelah penggunaan itu
berakhir maka tanah ulayat itu harus kembali kepada
kaum. 32
d. Penelitian Doni tentang konflik yang terjadi di
33
kawasan Gunung Cibuluh di Desa Bangunjaya dan
Cimanggu Kecamatan Langkap Lancar Kabupaten
Ciamis seluas 927 ha. Menurut Otoritas Kehutanan,
kawasan tersebut ditetapkan sebagai kawasan
32 Hermayulis, 2000, “Status Tanah Ulayat Menurut Hukum
Adat Minangkabau dan Hukum Tanah Nasional” dalam
Jalaluddin, Sofyan H., Tanah Ulayat di Sumatera Barat.
Himpunan Makalah dan Rumusan Workshop. Workshop
diselenggarakan oleh Kantor Wilayah BPN Prov. Sumatera
Barat pada tanggal 23-24 Oktober 2000 di Padang, hlm. 56.
33 Doni, 2005, Konflik Tanah Kawasan Hutan Sebagai Refleksi
Perbedaan Kepentingan Politik dan Ekonomi (Studi Kasus di
Desa Bangunjaya dan Desa Cimanggu, Kecamatan Langkap
Lancar, Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat), Tesis,
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.