Page 165 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 165

146   Dr. Julius Sembiring, S.H., MPA.


            dianggap juga  sebagai  tanah  garapan. Dengan kata lain,
            tanah ‘garapan’  dalam  rejim Hukum  Tanah Nasional
            diklasifikasikan sebagai tanah Negara.

            2.  Menciutnya Tanah Adat

                Roem Topatimasang dalam mencermati tanah ulayat
            di Maluku menyatakan bahwa perubahan pola pemilikan
            tanah  komunal  (ulayat)  di Indonesia  telah  dilaksanakan
            sejak masa VOC khususnya guna ekspansi kekuasaannya.
            Proses  tersebut  dilakukan dengan  mengangkat  kepala
            kampung atau petuanan setempat sebagai wakil seluruh
            warganya,  sehingga dengan  mudah  mereka disuap dan
            ditekan dalam kasus pembebasan tanah untuk kepentingan

            penanaman modal baru. 35
                Mochtar Naim,  yang prihatin dengan kondisi tanah
                              36
            ulayat  di Sumatera Barat menyatakan bahwa  sejak  awal
            abad  ke-20  kedudukan  tanah  ulayat makin melemah

            serta mengalami penggerogotan dari luar dan dari dalam.
            Dari luar melalui kekuasaan raja-raja maupun penghulu-


            35  Roem  Topatimasang, 2004, “Rangkuman Potret Orang-
                Orang Kalah”  dalam Roem  Topatimasang  (Penyunting),
                Orang-Orang  Kalah,  Penerbit  INSISTPress,  Yogyakarta,
                hlm.27.
            36  Mochtar  Naim, 1991,  “Proses  De-Ulayatisasi  dan  Nasib
                Tanah Adat”, Makalah disampaikan pada Dialog Pertanahan:
                “Tanah  Sebagai Sumberdaya  Demokrasi Ekonomi”,  Bina
                Desa, 13-14  Agustus 1991  di  Gedung  YTKI  Jakarta  dengan
                judul:  “Hak-hak  Adat  Atas Tanah  dan  Kedudukan serta
                Prospeknya Pada Pembangunan Jangka Panjang: Suatu
                Gambaran Umum”, hlm.2.
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170