Page 172 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 172
TITIK AWAL FASE TRANSISI TITIK AKHIR
“Agrarian Bourgeoise”
Petani luas/ Kaya
Petani Menengah
Homogen Antagonistik
Petani Miskin
Buruh/ Buruh Tani /
Tuna Kisma
“Rural Proletariat”
Proses
=
Diferensiasi Proses
=
Proletarisasi
Proses Polarisasi
Bagan 5. Proses Polarisasi Kepemilikan Lahan di Kampung Laut
Ketika tanah-Tanah Timbul ini mulai mengeras, kadar
asinnya mulai berkurang, sehingga memungkinkan diolah
untuk pertanian, perikanan dan tambak. Pemilik modal—
terutama dari darat—mulai melirik untuk berinvestasi, atau
bertani di sini. Tinggal masalah prosedur masuknya saja yang
harus mereka lalui agar bisa memiliki lahan garapan di Tanah
Timbul. Dengan sistem penguasaan Tanah Timbul yang ber-
laku, warga pendatang secara perlahan melakukan penguasaan.
Potensi konflik kemudian semakin tinggi. 48
Pemodal dari luar ini masuk memang tidak meng-
gunakan satu pola. Selain itu, dari sisi kapital, juga tidak selu-
ruhnya pemodal besar. Bahkan beberapa di antara mereka
hanya eksis sebagai petani, justru awalnya hanya buruh trukah.
Namun keuletan yang dimiliki oleh pendatang telah memberi
mereka akumulasi aset sehingga saat ini mereka bisa dikata-
kan berhasil. Sedangkan pemodal lain yang cukup kaya,
48 Analisis atas persoalan ini bisa dilihat pada: Christian Reichel,
dkk. 2008. Conflicts between stakeholder groups affecting the ecology and economy
of the Segara Anakan region. Free University of Berlin. Berlin.
158