Page 180 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 180
Keberlanjutan Sistem Mata Pencaharian
Pergulatan yang Tidak Pernah Berhenti
Perubahan-perubahan menyangkut sistem kehidupan
sosial ekonomi masyarakat Kampung Laut bermula ketika
tanah lumpur yang dibawa dari arus sungai mulai mengeras
dan kuat layaknya tanah daratan. Namun demikian, per-
ubahan tersebut tidak bisa digeneralisir sebab pada faktanya,
perubahan yang terjadi membutuhkan proses sublimasi agar
bisa dilakukan penilaian sebagai perubahan. Sebagai contoh,
memang warga dari Kampung Laut yang terdiri dari empat
desa itu saat ini sudah mulai memiliki keragaman mata pen-
caharian, tidak hanya sebagai nelayan saja, semakin variatif
karena sudah ada yang bertani, berdagang, dan juga pengusaha
angkutan. Selain itu, dinamika hubungan dengan warga darat
juga semakin intens, ketika semakin lama Tanah Timbul
semakin luas dan mempersempit jarak antara daratan dan
Kampung Laut. Saat ini, menjangkau Kampung Laut tidak perlu
lagi menggunakan perahu. Di beberapa lokasi, seperti Panikel
yang sudah hampir merapat dengan daratan Jawa, dan Ujung
Alang yang sudah merapat dengan Nusakambangan. Kedua
daerah tersebut tidak lagi bisa dikatakan sebagai Laut Segara
Anakan, karena fakta ekologinya sama sekali berubah menjadi
daratan. 55
55 Ada sebuah cerita selorohan di kalangan tim peneliti ketika kami
bisa sampai ke Pulau Nusakambangan. Selorohan itu menyangkut cerita
tentang seorang narapidana terkenal, Jhony Indo, yang berhasil melarikan
diri dari Nusakambangan menjelang tahun 80-an. Coba jika Jhony
bersabar dua tahun lagi. Niscaya ia tidak perlu berenang menyebrangi
laut Segara Anakan untuk ke Cilacap. Sebab tidak lama setelah itu, tanah
timbul sudah bermunculan. Atau jika saat ini Jhony Indo masih disana
dan masih mau berenang menyeberangi selat, ia pasti akan kebingungan
sebab laut yang dalam pengetahuannya selama ini menjadi penghalang
sudah hilang.
166