Page 183 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 183
mentransformasi diri dengan melakukan pengelolaan tanah-
tanah, namun jumlahnya belum banyak. Meski intervensi
dilakukan oleh pemerintah dan pihak non-pemerintah melalui
berbagai bantuan, faktanya berbagai injeksi pengetahuan dan
teknologi tersebut belum memberikan hasil sesuai harapan. 57
Akan tetapi harapan-harapan mendesak yang dikemuka-
kan oleh masyarakat adalah penyelesaian beberapa masalah
berikut: (1) Masalah konflik agraria, mulai dari penguasaan
tanah yang tumpang tindih, mekanisme trukah, dan sebagai-
nya: (2) Masalah pengelolaan lahan yang sudah ada hak
garapannya namun kemudian banyak berpindah tangan tanpa
pengawasan: (3) Masalah sistem penguasaan lahan sendiri
yang cenderung diserahkan pada mekanisme pasar: (4)
Masalah produktivitas lahan yang sudah ada, yang selama
ini hanya mengandalkan pertanian tadah hujan, sehingga
meski Tanah Timbul ini sangat subur, namun produktivitas-
nya tetap rendah: (5) Masalah kelembagaan lokal yang tidak
kunjung menjadi satu sistem rujukan mengelola sumberdaya
agraria: (6) Masalah daya dukung ekologi seperti kehancuran
sistem pamijahan ikan di kawasan manggrove yang hancur
oleh penjarahan: (7) Masalah distribusi kapital yang semakin
terpolarisasi antara masyarakat bermodal besar, dengan ma-
syarakat miskin: dan (8) Masalah pengetahuan lokal yang
juga sudah mulai terdegradasi dengan nilai-nilai baru yang
masuk seiring dengan modal.
Sistem Produksi Pertanian
Sistem produksi di Tanah Timbul bisa dipetakan men-
jadi beberapa pola. Pertama, pola trandisional di mana para
pemilik lahan mengelolanya dengan cara-cara lama dan
sederhana. Target penghasilan dari lahannya juga biasa saja,
57 Pandangan ini dikemukakan oleh beberapa aparat pemerintah dan
juga masyarakat.
169