Page 182 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 182

mata pencaharian sebagai nelayan jika tingkat sedimentasi
           di laguna Segara Anakan tidak dapat diminimalisir. Semen-
           tara, masukkan dari Dinas Pertanian dan Peternakan tentang
           kondisi ini adalah penyelesaian secara komprehensif sistem
           DAS (Daerah Aliran Sungai), tidak hanya memperhatikan
           secara intensif munculnya sedimentasi, namun bagaimana
           pengelolaan kawasan di “atas” agar mengurangi tingkat
           sedimentasi yang turun dari kawasan hulu (di Ciamis, Kota
           Banjar, Tasikmalaya, dan Cilacap Bagian Barat).

           Harapan atas Tanah Timbul

                Bagi warga Kampung Laut, yang sudah cukup lama
           menggantungkan diri pada alam sekitar sebagai sumber kehi-
           dupan, begitu laut yang berada di bawah rumah dan di sekitar-
           nya mulai mendangkal dan berganti daratan, mereka dihadap-
           kan masalah dilematis. Pada awalnya masyarakat memahami
           proses sedimentasi sebagai proses alamiah. Mereka juga per-
           caya bahwa mereka bisa menimba keuntungan dari tanah-tanah
           yang semakin banyak bermunculan itu.  56
                Akan tetapi proses pergantian ekologi itu berubah sangat
           cepat. Sehingga, karena tidak diiringi dengan kecakapan
           mengenai perubahan agro-ekologi, menyebabkan proses trans-
           formasi penguasaan Tanah Timbul mengalami satu model
           transisi agraria yang puncaknya—jika tidak segera dicarikan
           jalan pemecahannya—seperti disebutkan oleh Gunawan
           Wiradi, melahirkan polarisasi.
                Dalam konteks seperti ini, proses penyempitan Segara
           Anakan, yang tadinya bisa menjadi instrumen tempat meng-
           gantungkan harapan baru, justru sebaliknya malah menjadi
           sarana penyempitan pola-pola pencarian nafkah masyarakat-
           nya sendiri. Memang kemudian banyak juga yang mampu


               56  Wawancara dengan Kartamus (81 tahun) salah satu ‘tokoh adat’
           di Desa Ujung Gagak.

                                                                 168
   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187