Page 198 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 198

saja karena daya potensi pesisir Kulon Progo yang secara
           ekonomi politik tidak sekuat kabupaten lain, namun secara
           sosial di masa itu daerah Garongan khususnya, dianggap
           tempat kriminalitas (para Garong) tinggal dan bersembunyi.
           Sehingga memakai istilah Chambers (1983), pembangunan
           pedesaan hanya berorientasi menurut kacamata kalangan ‘elit’
           dan ‘orang luar’ dan menutup potret ‘kemiskinan’ yang
           sebenarnya berdiam kuat di dalam pinggir-pinggir pedesaan
           yang hampir ‘tak terdengar’ karena terlapisi oleh kebijakan
           pembangunanisasi yang melulu pada orientasi ke pusat dan
           mengabaikan yang pinggiran.
                Keempat, faktor yang saling terhubung dan membangun
           relasi secara dinamis inilah yang ikut mendorong proses ke-
           miskinan di masyarakat pesisir atau Wong Cubung sebelum
           ditemukannya teknologi dan pengetahuan pengolahan lahan
           pasir.

           Sesudah Pengolahan Lahan Pasir

                Pada tahun 1985, setelah berulangkali berusaha untuk
           merubah lahan pasir sebagai lahan pertanian dan tidak ber-
           hasil, salah seorang penduduk bernama Sukarman sedang ber-
           jalan-jalan di bibir pantai berpikir keras bagaimana cara mem-
           perbaiki nasib. Tanpa sengaja, Sukarman melihat sebatang
           tanaman cabe liar yang tumbuh dan berbuah di tengah gumuk
           pasir yang menggurun. Muncullah gagasan Sukarman, menga-
           pa cabe ini bisa tumbuh di pasir ini, kenapa tak dicoba mena-
           nam cabe saja. Maka, dimulailah sejarah pertama penanaman
           cabe di lahan pasir yang tandus dan kerontang itu.
                Persolan awal yang muncul adalah air tawar. Lalu warga
           pesisir mulai menggali pasir yang terus-menerus longsor untuk
           menemukan air. Dari usaha keras tersebut warga menemukan
           bahwa 3 meter di bawah hamparan gumuk pasir pantai ini
           ternyata tersimpan air tawar, benar-benar tawar, sehingga ikan
           sungai pun mampu hidup. Penemuan ini oleh petani pesisir

                                                                 184
   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203