Page 207 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 207
Tani Bangun Karyo) di Desa Garongan sejak tahun 2002.
Latar belakang munculnya sistem lelang ini didasari oleh
keresahan para petani pesisir yang kerap dibohongi, diper-
lakukan tidak adil dan dipermainkan soal harga. Sebelumnya
(saat sistem lelang belum dipakai), para pembeli dan juragan
membeda-bedakan harga hasil panen petani pesisir sesuai hasil
negosiasi dengan para petani. Jika petani bisa ditekan, maka
akan dapat harga murah dan sebaliknya.
Akibatnya, di antara para petani sering terjadi ketegang-
an dan konflik. Sehingga antar mereka berkompetisi untuk
‘saling mendekat dan menjilat’ para juragan dan pembeli hasil
panen mereka, yang mengarah pada kompetisi tidak sehat.
Bahkan, lebih jauh konflik tersebut merembet sampai pada
unit keluarga, sebab antar satu keluarga dengan keluarga lain
saling bersaing dan mengejek hasil penjualan cabe mereka
yang dihargai lebih murah dan yang lain membanggakan diri
karena terjual dengan harga yang tinggi dan lebih mahal.
Pada tahun 2002, Sudiro sebagai ketua kelompok tani
Bangun Karyo, berusaha mencari jalan penyelesaian nasib
petaninya dengan berusaha mengumpulkan hasil panen cabe
kelompoknya di satu tempat. Kemudian para pembeli dan
juragan cabe diminta datang dan menawar harga. Bagi para
pembeli dan juragan yang mampu menawar paling tinggi
dialah yang berhak untuk membawa pulang semua hasil
panen di kelompok Sudiro.
Ternyata inisiatif awal ini dilihat oleh kelompok dan
para juragan cabe yang lain. Sehingga para juragan dan
pembeli cabe yang belum dapat kula’an (bahan jualan) me-
minta jatah dari Pak Diro dan kelompoknya. Melihat per-
mintaan dan kemampuan untuk menentukan harga yang lebih
baik seperti itu, Pak Diro berinisiatif untuk mengajak kelom-
pok tani lainnya untuk mengumpulkan hasil panen cabe
mereka di satu tempat untuk kemudian dilelang ke juragan
dan pembeli cabe. Ternyata gagasan itu disambut antusias.
193