Page 212 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 212

Dinamika Konflik Lahan Pasir

           Pola Akumulasi Penguasa Swapraja dan Posisi-
           posisi yang Tersebar dalam Konflik Pasir Besi

                -    Kapitalisme-Feodal:
                     Pola Akumulasi Penguasa Swapraja.
                Rencana penambangan pasir besi di Kulon Progo jika
           dipandang dari suatu teori ekonomi-politik merupakan suatu
           pola akumulasi yang ganjil, jika bukannya khas. Menyalahi
           perkiraan Marx tentang bagaimana kapitalisme menghancur-
           kan cara produksi feodal, di berbagai negeri kapitalis pinggiran
           pada dasarnya selalu terdapat berbagai upaya yang kuat dari
           penguasa feodal untuk menumpangkan, mengorganisasikan,
           dan mentransformasikan kekuasaannya pada cara-cara pro-
           duksi dan relasi produksi yang baru. Cara semacam ini pada
           dasarnya menandai suatu pola produksi dimana para penguasa
           swapraja di Yogyakarta ini menggabungkan dua cara produksi
           sekaligus, yaitu kapitalisme yang berbasis pada industri komo-
           diti dengan feodalisme yang berbasis pada penguasaan tanah
           yang luas. Corak produksi semacam ini, dapat disebut sebagai
           “kapitalisme-feodal”. Pola ini pada dasarnya bukan tidak
           memiliki preseden historis dalam sejarah feodalisme di In-
           donesia. Dilihat dari perspektif ini, maka modus produksi
           kapitalisme-feodal sudah dapat dirujuk keberadaannya pada
           masa kolonial. Di masa Sistem Tanam Paksa, meski Yogya-
           karta dan Surakarta pada dasarnya tidak memberlakukan
           sistem tersebut, tetapi karena raja-raja di daerah tersebut
           melihat keuntungan besar dari pelaksanaan Sistem Tanam
           Paksa, maka mereka juga tertarik untuk memasuki bisnis
           itu. Belanda tidak melarang usaha-usaha pihak kerajaan
           tersebut, malah memberikan toleransi dengan cara membantu
           tenaga kerja dan kredit perbankan. Sebagaimana dinyatakan
           oleh Onghokham, “Di daerah kerajaan, sektor perkebunan
           lebih efisien dan menguntungkan, karena memakai sistem

                                                                 198
   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217