Page 219 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 219
penguasa swapraja, korporasi dan penguasa lokal itu?
Di dalam tubuh penguasa swapraja, terdapat sebagian
pihak yang menentang rencana penggunaan lahan pasir yang
telah lama diolah oleh para petani tersebut. Kelompok kecil
ini berargumen bahwa tanah Paku Alaman Ground pada
dasarnya mesti diperuntukkan untuk kesejahteraan masya-
rakat yang berada di atasnya. Sebagian kecil dari kelompok
ini juga menyatakan bahwa lahan Paku Alaman Ground hanya
boleh dikembangkan untuk kegiatan pertanian dan pariwisata
dan tidak boleh dialihfungsikan bagi peruntukan lain yang
sifatnya mengubah sifat fisik dan hayati lahan, seperti untuk
70
kegiatan pertambangan pasir dan sebagainya .
Namun, pandangan semacam ini merupakan minoritas
dan pinggiran. Pihak-pihak yang menduduki pusat kuasa dari
para penguasa swapraja ini, pada dasarnya merupakan pen-
dukung terkuat dari proyek ini. Pada umumnya, para penguasa
swapraja ini mengembangkan argumen dan klaim sebagai
berikut: pertama, eksplorasi pasir besi akan mendatangkan
pertumbuhan ekonomi. Dalam jangka panjang, menurut Sul-
tan HB X, eksplorasi pasir besi akan mendatangkan pertum-
buhan ekonomi yang tidak kecil bagi Yogyakarta. Menurut-
nya:
“ … untuk tahun 2009, ini kan kita tidak menerima dana APBN
lagi yang sebelumnya jumlahnya Rp 3,4 trilyun dalam dua tahun,
maka satu-satunya cara, Yogyakarta memerlukan investasi dari
luar untuk menyelamatkan pertumbuhan ekonomi… karena itu,
pasir besi, (proyek) Bandara ini harus terealisasi…maka uang
yang akan dibelanjakan di Yogyakarta akan lebih tinggi…Kalau
penambangan pasir besi saja, sekarang studi kelayakannya
mengeluarkan dana US $ 100 juta, kalau dikalikan Rp 10.000
kan 1 trilyun ”
71
70 Ibid.
71 Lihat, Tempo Interaktif, 30 Maret 2009
205