Page 223 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 223

masuki tanah garapan warga (bandingkan peta BPN terbaru
             dan peta yang dibuat oleh para petani).
                   Keempat, para petani ini telah mengolah lahan pasir itu
             dengan cara yang ramah lingkungan, menjamin keberlang-
             sungan layanan alam, yaitu dengan tidak mengubah gumuk-
             gumuk pasir dan tak menggali terlalu dalam. Mereka tahu
             bahwa lahan pasir ini adalah masa depan bagi anak cucu
             mereka. pada titik ini, mereka tetap memegang pesan dasar
             dan etika yang telah disepakati bersama agar pertanian di
             pesisir Kulon Progo tidak mengubah bentuk asal, dan sebenar-
             benarnya untuk peningkatan kesejahteraan kawulo/rakyat.


             Lintasan Perlawanan Petani Pesisir
                   Ketimpangan peruntukan lahan yang lebih menguntung-
             kan kelompok kasultanan dan Paku Alaman dengan dalih
             tanah swapraja Paku Alaman Ground (PAG) yang berbelit
             dengan pertentangan klaim sebagaimana disebut Dietz (1998)
             pada soal, siapa yang berhak menguasai sumber-sumber
             agraria dan kekayaan alam berupa pasir besi di Kulon Progo
             ini yang menyertainya dan siapa yang berhak memanfaatkan
             serta siapa yang berhak mengambil keputusan atas penguasaan
             dan pemanfaatan Pair besi Kulon Progo ini telah menjadi
             pemicu konflik dan sengketa yang berujung pada aksi peno-
             lakan dan perlawanan kaum petani Kulon Progo, yang kemu-
             dian membentuk diri dalam Paguyuban Petani Lahan Pasir
             (PPLP).
                   Posisi lemah tak membuat para petani peisisir Kulon
             Progo menyerah kalah atas nasibnya. Dimulai dari kesamaan
             nasib terancam dari lahan garapan yang mereka miliki selama
             ini, dan keselamatan ekologis masa depan anak cucu mereka
             nanti, para petani menyusun beragam strategi perlawanan.
             Pada mulanya mereka menolak rencana penambangan pasir
             tersebut dengan cara aksi massa (demonstrasi) untuk melaku-
             kan pressure dan membentuk publik opinion ke Pemda Kabu-

             209
   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228