Page 226 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 226
orang-orang “titipan” yang bertujuan untuk menggembosi
dan mengobrak-abrik barisan perlawanan kelompok penolak
penambangan pasir besi. Bahkan sempat sukses masuk di
jajaran elit pengurus PPLP.
Selain itu sikap tegas dan selektif juga diarahkan bagi
kalangan NGO/LSM lokal, nasional maupun Internasional
yang hendak telibat dan “membantu” mereka. Sejauh ini
PPLP tidak mau menerima kelompok LSM/NGO secara
penuh jika mulai masuk pada wilayah pengorganisiran warga,
tetapi dapat menerima untuk kepentingan diluar itu. Sikap
ekstra hati-hati terhadap kelompok di luar mereka merupakan
kewajaran mengingat situasi ketegangan dan teror masih
kerap terjadi.
- Teror, Mobilitas dan Pengorganisasian
Perlawanan
Puncak kekerasan berwujud teror yang dilakukan para
pendukung pembangunan penambangan Biji Besi, terjadi
pada hari senin, 27 Oktober 2008, puluhan orang-orang tak
dikenal (sebagian memakai penutup muka), bersenjata
pentungan dan senjata tajam, dengan ganas merusak dan
membakar beberapa pos ronda (yang menjadi pos komando
warga) serta beberapa rumah tokoh warga penolak penam-
bangan pasir besi. Meski tak ada korban jiwa, sebagian masya-
rakat telah merasa terteror dan marah. Dalam peristiwa itu
ada sebagian warga sempat ingin membalas dan mengejar
pelaku pengrusakan. Namun berkat kesigapan pemimpin
PPLP warga tidak jadi menyerang dan mengejar pelaku
kekerasan.
Kondisi ketegangan dan konflik yang sudah masuk pada
wilayah teror dan kekerasan fisik ini mendorong anggota
77
77 Dalam presentasi visual di kantor Sajogyo Institute (SAINS),
tanggal 19 November 2008. Penulis sempat menyaksikan sendiri hasil
212