Page 227 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 227
PPLP untuk menggandeng tim pembela hukum. Sejauh ini
yang ditunjuk mendampingi gerakan mereka adalah Lembaga
Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta. Maka, sejak saat itu
proses hukum menjadi jalur perjuangan mereka untuk meng-
antisipasi kekerasan dan teror berulang kembali.
Pada perkembangan lebih lanjut, kesadaran untuk
memperluas suara dan gerakan perlawanan dan penolakan
penambangan pasir besi mendorong PPLP untuk mencoba
mengembangkan pesan-pesan penindasan atas nasib warga-
nya melalui media (lektronik, massa dan seni. Tak heran,
sudah beberapa kali mereka audiensi dan juga menghadiri
undangan dari beberapa stasiun radio di Yogyakarta. Kemu-
dian tim dokumentator PPLP juga membuat film dokumenter
(sedang diproses) tentang sejarah konflik dan pembentukan
PPLP, bahkan kini juga membentuk “Teater Unduk
Gurun” . Sejak pementasan di IPB pada tanggal 18 Novem-
78
ber 2008, PPLP menjadikan media teater ini sebagai soft cam-
paign pada publik, khususnya di kalangan terdidik, akademik/
kampus. Selain dukungan kelompok “akademik” dan ka-
langan terdidik lainnya dianggap bisa lebih netral, objektif
dan independen, mereka berharap melalui Teater ini suara
perlawanan PPLP mampu masuk di ruang-ruang kampus-
kampus besar di Indonesia. jika hal ini bisa terjadi secara
Tim dokumenter PPLP yang menyusup di tengah kelompok pengrusak
pos komando dan perumahan warga. Bahkan terlihat bagaimana seorang
tokoh birokrat (tingkat Kabupaten) ikut serta memimpin aksi kekerasan
tersebut. Selain itu yang cukup ironis adalah, para polisi yang hadir saat
peristiwa tersebut bukan menghalangi atau mencegah peistiwa kekerasan
tersebut, tetapi terlihat memberi komando dan mengarahkan massa untuk
lebih “efektif” dan “cepat selesai”. Rekaman visual ini masih bersifat
rahasia, belum dipertontonkan secara umum. Karena khawatir menambah
provokasi dan warga akan membalas sendiri (main hakim sendiri).
78 Teater Unduk Gurun terlibat dalam jaringan seniman teater di
Yogyakarta-Cilacap. Beberapa di antaranya adalah bekas seniman penen-
tang orde baru dalam lingkar kreatif penyair legendaris Wiji Thukul.
213