Page 86 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 86

Sementara di kalangan masyarakat juga terjadi kebim-
           bangan tentang apakah tanah yang di reklaim oleh OTL dapat
           ditegaskan kepemilikannya lewat hukum legal yang ada di
           Indonesia, hal ini belum terjawab.


           Sistem Tata Kuasa, Kelola dan Produksi Lahan
           Garapan Masyarakat
           Model 1:
           Lahan Reklaiming Organisasi Tani Lokal (OTL)

           Sistem Pembagian Lahan Okupasi

                Sesuai dengan pemetaan yang dilakukan OTL Kajar-
           kajar pada tahun 2005 , luas lahan yang diokupasi pada
                                  12
           tahun 2003 yang mencakup di Sindangasih (OTL Kajarkajar),
           dan Neglasari (OTL Neglasari)  adalah 625 Ha, dengan
                                          13
           luasan masing-masing: 310 Ha di OTL Kajarkajar dan 315
           Ha di OTL Neglasari.
                Kondisi lahan yang diokupasi pada tahun 2004 ini masih
           gersang dan tandus, bahkan di beberapa hamparan tidak
           satupun tanaman yang tersisa akibat panen Perhutani. Pro-
           gram awal di tanah ini adalah penanaman di bekas-bekas
           Daerah Tangkapan  Air yang menjadi sumber hidupnya
           kembali mata air yang telah mati akibat panen tebang habis
           Perhutani.
                Tahun 2005-2006, OTL Kajarkajar membentuk panitia
           untuk mengorganisir pembagian lahan bagi 250 orang
           anggota. Ketentuannya setiap anggota mendapat bagian 0,5
           Ha tanah garapan, atau, dari 310 Ha lahan yang diokupasi,



               12  Difasilitatori oleh pegiat-pegiat agraria yang tergabung didalam
           Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif.
               13  Dalam penelitian ini yang akan dibahas hanya lahan yang diokupasi
           OTL Kajarkajar.

                                                                  72
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91