Page 79 - Regulasi-Pertanahan-dan-Semangat-Keadilan-Agraria
P. 79

66    Prof. Dr. Maria SW Sumardjono., S.H., MCL., MPA


            )  dan UU  No. 41  Tahun 1999  tentang Kehutanan (UUK)
            tidak selaras satu sama lain. Walaupun terhadap UUK telah
            dilakukan uji materi ke MK dan menghasilkan empat putusan
            (Putusan MK No. 45 Tahun 2011, No. 34 Tahun 2011, No 35
            Tahun 2012 dan No. 95 Tahun 2014), permasalahan tersebut
            belum  dapat  dituntaskan. Semangat  menghadirkan  negara
            untuk melindungi kelompok masyarakat tersebut didukung
            dengan  terbitnya  dua Peraturan Menteri  Kehutanan  pasca
            putusan MK  yakni P 44  Tahun 2012  dan P 62  Tahun 2013.

            Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa, dalam hal ada
            hak  pihak  ketiga  yang  sah di  dalam  kawasan  hutan, akan
            dilepaskan dari kawasan hutan sesuai peraturan perundang-
            undangan.  Upaya mengatasi “kebuntuan”  penyelesaian
            konflik  itu  dicarikan  jalan  keluarnya  melalui  penerbitan
            Peraturan Bersama Menteri Kehutanan, Menteri PU, Menteri
            Dalam Negeri  dan Kepala BPN  pada  tanggal 17  Oktober

            2014  tentang  Tata  Cara  Penyelesaian  Penguasaan  Tanah
            yang Berada  di Dalam Kawasan Hutan (Perber). Dalam
            perjalanannya Perber mengalami hambatan  terkait  format
            pengaturan dan  belum adanya  semangat  yang  sama dari
            para  pelaksana  di  lapangan.  Berbagai kelemahan  tersebut
            mendorong diterbitkannya R Perpres dengan meningkatkan
            format sekaligus menyempurnakan substansi Perber.


            Tak bisa ditunda
                Data BPS  tahun 2013 menyebutkan  penurunan jumlah
            Rumah Tangga Petani (RTP) dalam kurun waktu 10 tahun (2003-
            2013) dari 31, 17 juta menjadi 26,13 juta RTP. Sebagian besar RTP
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84