Page 124 - Buku Guru PJOK KLS-V
P. 124
• Sadarilah gaya belajar peserta didik. Beberapa budaya menggunakan lebih
banyak isyarat visual, sedangkan yang lain lebih suka isyarat sentuhan tangan
atau pendengaran untuk belajar. PJOK menawarkan banyak kesempatan untuk
penjelasan dan demonstrasi keterampilan. Pengajaran sebaya memungkinkan
peserta didik untuk saling membantu dalam pembelajaran.
• Pastikan bahwa semua bahan ajar mencakup perspektif dari kelompok budaya
yang berbeda daripada hanya kelompok mayoritas di dalam kelas. Gunakan
bahan yang mewakili kelompok budaya yang beragam.
• Gunakan warisan budaya yang kaya dari permainan, olahraga, dan bentuk
aktivitas jasmani lainnya yang telah berevolusi dari budaya di seluruh dunia
untuk menyoroti kontribusi unik.
• Undanglah orang tua untuk datang ke kelas PJOK untuk melihat apa yang
dipelajari siswa mereka. Kirimkan surat ke rumah memperkenalkan diri Anda
kepada orang tua.
Untuk secara efektif membangun lingkungan yang responsif budaya, sebagai
guru PJOK harus menghargai kekayaan keragaman di aula PJOK, di ruang kelas, dan
di taman bermain. Guru harus memupuk sikap positif terhadap keragaman di kelas
dan mempromosikan lingkungan di mana semua siswa bisa sukses. Tujuan inklusi
bukanlah untuk membuat perbedaan tidak terlihat, tetapi untuk menciptakan ruang
kelas, aula PJOK, dan masyarakat di mana semua siswa dan keluarga mereka merasa
disambut dan dihargai (Sapon-Shevin, 2008).
1. Kesetaraan gender
Kemungkinan telah memulai proses memberikan kesetaraan gender, tetapi
guru masih jauh dari memastikan lingkungan belajar yang adil atau kesempatan
yang setara untuk siswa laki-laki dan perempuan di kelas. Ketika kurikulum
(misaln
bela diri) atau siswa perempuan (misalnya, gerak berirama, senam) daripada
untuk semua, ketika siswa laki-laki lebih sering mendemonstrasikan keterampilan
daripada perempuan dan pertanyaan mereka lebih sering dijawab, saat push- up
diberi label sebagai push-up siswa laki-laki atau perempuan, bias gender terjadi di
aula PJOK.
Banyak guru memperlakukan siswa secara berbeda berdasarkan gender
tanpa menyadarinya. Untuk mengembangkan keadilan gender, guru PJOK harus
menciptakan lingkungan di mana semua siswa merasa aman untuk bereksplorasi
dan mengembangkan kemampuan mereka di tempat aktivitas jasmani apa pun
yang mereka pilih. Implikasi khusus untuk pengajaran kesetaraan gender meliputi:
• Gunakan bahasa yang inklusif, seperti “pertahanan pemain-ke-pemain,” “push-up
kaki lurus,” push yang dimodifikasi
• Up ”(bukan“ push-up siswa laki-laki ”dan“ push-up perempuan”), dan “kalian semua
”daripada“ kalian”.
• Mintalah jumlah yang sama dari siswa laki-laki dan perempuan untuk
Buku Panduan Guru
118 Anak Aktif Bergerak-Pendekatan Reflektif untuk Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk SD Kelas V